Intervensi BI dorong penguatan rupiah
26 Agustus 2013 17:21 WIB
Menurut kurs tengah Bank Indonesia, pada Senin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat menjadi Rp10.841 per dolar AS dari posisi sebelumnya Rp10.848 per dolar AS. (FOTO ANTARA/Widodo S. Jusuf)
Jakarta (ANTARA News) - Intervensi Bank Indonesia (BI) di pasar uang domestik telah mendorong penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dalam perdagangan Senin sore.
Kurs rupiah terhadap dolar AS dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Senin sore bergerak menguat 110 poin menjadi Rp10.865 per dolar AS dari posisi sebelumnya, Rp10.975 per dolar AS.
"Penguatan rupiah pada awal pekan ini cenderung didorong oleh intervensi Bank Indonesia di tengah sentimen negatif yang cukup kuat saat ini," ujar pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Ruly Nova.
Menurut dia, langkah BI untuk menjaga nilai tukar mata uang domestik cukup membantu menahan sentimen negatif dari global.
"Beberapa pelaku pasar masih menilai negatif kebijakan pemerintah menahan sentimen global karena bersifat jangka menengah panjang, yang diharapkan pelaku pasar saat ini yakni kebijakan untuk jangka pendek," kata dia.
Analis pasar uang dari Bank Mandiri, Reny Eka Putri, juga mengatakan penguatan nilai tukar rupiah terjadi seiring intervensi agresif BI ke pasar uang domestik.
Namun demikian, menurut dia, dampak positif terhadap mata uang domestik tersebut cenderung bersifat jangka pendek.
"Tren rupiah masih berada dalam tren pelemahan, pelaku pasar masih menunggu isu besar yakni the Fed terkait kepastian rencananya untuk mengurangi stimulus keuangan," kata dia.
Kurs rupiah terhadap dolar AS dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Senin sore bergerak menguat 110 poin menjadi Rp10.865 per dolar AS dari posisi sebelumnya, Rp10.975 per dolar AS.
"Penguatan rupiah pada awal pekan ini cenderung didorong oleh intervensi Bank Indonesia di tengah sentimen negatif yang cukup kuat saat ini," ujar pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Ruly Nova.
Menurut dia, langkah BI untuk menjaga nilai tukar mata uang domestik cukup membantu menahan sentimen negatif dari global.
"Beberapa pelaku pasar masih menilai negatif kebijakan pemerintah menahan sentimen global karena bersifat jangka menengah panjang, yang diharapkan pelaku pasar saat ini yakni kebijakan untuk jangka pendek," kata dia.
Analis pasar uang dari Bank Mandiri, Reny Eka Putri, juga mengatakan penguatan nilai tukar rupiah terjadi seiring intervensi agresif BI ke pasar uang domestik.
Namun demikian, menurut dia, dampak positif terhadap mata uang domestik tersebut cenderung bersifat jangka pendek.
"Tren rupiah masih berada dalam tren pelemahan, pelaku pasar masih menunggu isu besar yakni the Fed terkait kepastian rencananya untuk mengurangi stimulus keuangan," kata dia.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013
Tags: