Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan pemerintah melalui Badan Urusan Logistik (Bulog) sudah melakukan intervensi untuk mengendalikan harga kedelai.

"Untuk harga pangan di pasar, khususnya harga kedelai, Bulog sudah menjalankan keputusan presiden, yaitu melakukan impor kedelai dengan tujuan mengintervensi pasar agar harga kedelai tetap stabil," katanya di Gedung BPPT Jakarta, Senin.

"Dengan pengendalian harga ini, orang tidak berani berspekulasi. Bila tidak dikendalikan, setiap saat orang bisa impor kalau memang harganya tinggi," tambah dia.

Ia menjelaskan pula bahwa pemerintah sudah berupaya menstabilkan harga pangan, termasuk di antaranya melakukan perubahan kebijakan perdagangan.

"Kami sudah mengubah kebijakan untuk tidak lagi menggunakan sistem kuota karena ini akan menimbulkan distorsi. Kami mau membuka itu dengan pendekatan yang lebih relaks dengan tetap menjaga kestabilan harga," katanya.

"Jadi, kami menjaga agar suplainya tidak terganggu yang dapat menyebabkan kenaikan harga. Dengan pendekatan lebih terbuka maka kita harapkan harga kedelai akan stabil," lanjutnya.

Ketua Gabungan Koperasi Tahu dan Tempe Indonesia (Gakopti), Aip Syarifudin, mengatakan harga kedelai di tingkat perajin sudah mencapai Rp8.700 per kilogram dan meminta pemerintah segera mengambil tindakan.

Menurut dia, kenaikan harga kedelai dipicu oleh ketidakseimbangan antara kebutuhan dan pasokan kedelai.

Ia mengatakan, perajin tahu dan tempe membutuhkan setidaknya 132.000 ton kedelai per bulan atau 1,6 juta ton per tahun, sedang produksi dalam negeri hanya sekitar 600.000 ton per tahun.