Sydney (ANTARA News) - Orang-orang berbadan besar dan mereka yang kelebihan berat badan lebih sering digigit nyamuk karena mereka memproduksi kadar gas yang lebih banyak dibanding orang bertubuh normal.
Adanya karbon dioksida (CO2) menjadi salah satu cara bagi nyamuk untuk menemukan mangsanya. Jadi, tidak heran kalau orang yang memproduksi gas CO2 bisa lebih sering digigit nyamuk.
Selain itu, mereka juga memiliki permukaan kulit yang lebih luas untuk digigit.
Selain itu, ada juga penelitian yang menunjukkan bir dan kaki yang bau juga menarik perhatian nyamuk.
Penelitian dari Jepang dan Perancis menunjukkan peminum bir lebih mungkin tergigit nyamuk. Sementara penelitian di Belanda mengungkap tingginya kadar bakteri pada kulit manusia yang kakinya bau juga menarik bagi nyamuk.
Penelitian Seorang ahli nyamuk Dr James Logan menunjukkan jika aroma beberapa orang menarik perhatian nyamuk, maka ada aroma tubuh tertentu yang malah bisa mengusir nyamuk.
Satu dari 10 orang memproduksi keton yang tinggi. Keton adalah semacam bahan kimia yang bertindak sebagai pengusir serangga (repellant).
Namun, para peneliti tidak yakin mengapa keton diproduksi pada kulit atau mengapa beberapa orang mampu memproduksi keton lebih dibanding yang lain.
Orang gemuk lebih sering digigit nyamuk
25 Agustus 2013 10:45 WIB
Ilustrasi (ist)
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013
Tags: