Kemenkominfo-PBNU kuatkan kemitraan untuk sukseskan literasi digital
18 Januari 2024 17:21 WIB
Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi bersama dengan Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf usai konferensi pers di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (18/1/2024). ANTARA/Livia Kristianti.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memperkuat kemitraan untuk menyukseskan literasi digital khususnya yang menyasar warga NU sebagai langkah menyukseskan Visi Indonesia Digital (VID) 2045.
Hal itu dikukuhkan dalam pertemuan antara para pimpinan tinggi Kementerian Kominfo bersama dengan jajaran pemimpin dari PBNU di Kantor PBNU, Jakarta Pusat pada Kamis.
"Kami sadar dan paham tantangan ke depan akan semakin kompleks. Kemajuan dan disrupsi teknologi begitu luar biasa. Sehingga kesiapan sebagai warga bangsa sangat diperlukan. Itu juga yang membuat kami menguatkan kerja sama ini untuk mendorong Nahdliyin makin mantap dan melek digital," kata Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi usai pengukuhan.
Baca juga: Kemenkominfo gencarkan tiga inisiatif tangkal hoaks Pemilu 2024
Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf menyebutkan ada beberapa hal yang dibahas dalam kemitraan tersebut mulai dari menggalang partisipasi warga NU untuk mengikuti edukasi digital dasar dan dukungan beasiswa di perguruan tinggi untuk warga NU.
Ia menyebutkan salah satu contoh edukasi digital dasar yang disiapkan menyasar para pelaku Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang juga merupakan warga NU.
"Edukasi digital yang disiapkan termasuk edukasi untuk mengembangkan ekonomi digital melibatkan UMKM. Nanti PBNU ikut membantu mengalang partisipasi masyarakat khususnya dari warga NU," katanya.
Tidak hanya menguatkan kemitraan untuk menyukseskan program literasi digital, kemitraan itu juga menguatkan komitmen Kementerian Kominfo untuk mendukung program transformasi digital yang tengah dilakukan oleh NU.
Pria yang akrab disapa Gus Yahya itu menyebutkan transformasi digital di dalam NU perlu dilakukan oleh PBNU agar dapat memberikan pengelolaan yang lebih baik bagi warga NU.
Hal itu didasarkan juga pada semakin banyaknya warga NU di Indonesia, tercatat dalam survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada 2023 sebanyak 56,9 persen dari seluruh penduduk Indonesia menyatakan dirinya sebagai warga NU.
"(Jumlah yang besar ini) harus dianggap sebagai tanggung jawab dari organisasi NU dalam hal ini PBNU. Dan untuk mengelola skala warga yang begitu luas itu tidak mungkin tanpa engagement digital. Itu sebabnya transformasi digital menjadi salah satu agenda utama dari PBNU,"ujar Gus Yahya.
Harapannya dengan kemitraan yang terjalin dengan Kemenkominfo maka transformasi digital PBNU khususnya dalam hal melakukan manajemen digital dapat dirampungkan dalam satu tahun ini dan pada 2025 nantinya seluruh pengelolaan warga NU bisa
memanfaatkan platform digital secara penuh.
Baca juga: Kemenkominfo dukung ATVSI gairahkan industri televisi nasional
Baca juga: "Debunking" pegang peran krusial lawan hoaks saat Pemilu
Baca juga: Wamenkominfo ungkap tiga langkah tangani hoaks Pemilu 2024
Hal itu dikukuhkan dalam pertemuan antara para pimpinan tinggi Kementerian Kominfo bersama dengan jajaran pemimpin dari PBNU di Kantor PBNU, Jakarta Pusat pada Kamis.
"Kami sadar dan paham tantangan ke depan akan semakin kompleks. Kemajuan dan disrupsi teknologi begitu luar biasa. Sehingga kesiapan sebagai warga bangsa sangat diperlukan. Itu juga yang membuat kami menguatkan kerja sama ini untuk mendorong Nahdliyin makin mantap dan melek digital," kata Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi usai pengukuhan.
Baca juga: Kemenkominfo gencarkan tiga inisiatif tangkal hoaks Pemilu 2024
Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf menyebutkan ada beberapa hal yang dibahas dalam kemitraan tersebut mulai dari menggalang partisipasi warga NU untuk mengikuti edukasi digital dasar dan dukungan beasiswa di perguruan tinggi untuk warga NU.
Ia menyebutkan salah satu contoh edukasi digital dasar yang disiapkan menyasar para pelaku Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang juga merupakan warga NU.
"Edukasi digital yang disiapkan termasuk edukasi untuk mengembangkan ekonomi digital melibatkan UMKM. Nanti PBNU ikut membantu mengalang partisipasi masyarakat khususnya dari warga NU," katanya.
Tidak hanya menguatkan kemitraan untuk menyukseskan program literasi digital, kemitraan itu juga menguatkan komitmen Kementerian Kominfo untuk mendukung program transformasi digital yang tengah dilakukan oleh NU.
Pria yang akrab disapa Gus Yahya itu menyebutkan transformasi digital di dalam NU perlu dilakukan oleh PBNU agar dapat memberikan pengelolaan yang lebih baik bagi warga NU.
Hal itu didasarkan juga pada semakin banyaknya warga NU di Indonesia, tercatat dalam survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada 2023 sebanyak 56,9 persen dari seluruh penduduk Indonesia menyatakan dirinya sebagai warga NU.
"(Jumlah yang besar ini) harus dianggap sebagai tanggung jawab dari organisasi NU dalam hal ini PBNU. Dan untuk mengelola skala warga yang begitu luas itu tidak mungkin tanpa engagement digital. Itu sebabnya transformasi digital menjadi salah satu agenda utama dari PBNU,"ujar Gus Yahya.
Harapannya dengan kemitraan yang terjalin dengan Kemenkominfo maka transformasi digital PBNU khususnya dalam hal melakukan manajemen digital dapat dirampungkan dalam satu tahun ini dan pada 2025 nantinya seluruh pengelolaan warga NU bisa
memanfaatkan platform digital secara penuh.
Baca juga: Kemenkominfo dukung ATVSI gairahkan industri televisi nasional
Baca juga: "Debunking" pegang peran krusial lawan hoaks saat Pemilu
Baca juga: Wamenkominfo ungkap tiga langkah tangani hoaks Pemilu 2024
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2024
Tags: