Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Ekspor komoditas edamame premium di Kabupaten Jember, Jawa Timur, meluas hingga ke sejumlah pasar di Asia Tenggara, India, dan Timur Tengah karena meningkatnya permintaan konsumen di negara tersebut akan produk makanan yang sehat.
"Pasar ekspor ke India dan Timur Tengah mulai tumbuh seiring meningkatnya popularitas edamame di daerah tersebut sebagai salah satu makanan sehat," kata Head of Business Support PT Gading Mas Indonesia Teguh (GMIT) Rahmad Hidayat Yusuf di Kabupaten Jember, Kamis.
Pada kuartal kedua dan ketiga 2023, lanjut dia, pihaknya mengekspor edamame dan mukimame (edamame kupas) ke India yang merupakan capaian baru dalam ekspor komoditas tersebut.
Baca juga: Sulteng genjot pengembangan durian sebagai komoditas ekspor
Dengan lokasi pabrik seluas 1,7 hektare yang telah dilengkapi dengan fasilitas modern, perusahaan pangan berbasis agribisnis itu memproduksi edamame berkualitas tinggi dan memiliki kapasitas produksi terpasang 6.000 ton per tahun untuk produk sayuran beku dengan kapasitas proses Individual Quick Freezing (IQF) sebesar 3 ton/jam.
"Kami berkomitmen mengembangkan industri edamame di Indonesia dan memperluas pasar ekspornya. India merupakan pasar yang potensial untuk produk edamame Indonesia dengan meningkatnya permintaan konsumen India akan produk-produk makanan sehat," tuturnya.
Ia menjelaskan pihaknya telah mengekspor edamame beku itu ke beberapa negara di Asia sejak 2021, namun ekspor terbesar berada di Jepang.
"Hal itu membuktikan kualitas produk kami mampu memenuhi persyaratan ketat pasar internasional dan kami yakin bahwa produk edamame Indonesia memiliki potensi tinggi untuk menembus pasar global," katanya.
Baca juga: Ekspor durian Parigi bantu tingkatkan ekonomi daerah
Ia berharap bisa terus meningkatkan ekspor edamame berkualitas tinggi, serta berkontribusi positif terhadap perekonomian nasional karena prospek komoditas kedelai Jepang itu sangat bagus di pasar internasional.
"Kami akan melakukan penetrasi pasar ke negara-negara di Eropa dan kawasan Timur Tengah dan pasar Asia juga masih menjadi sasaran utama," ujarnya.
Hidayat mengatakan penjualan domestik edamame beku pada 2023 meningkat 4 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya yaitu lebih dari 70 ton.
Untuk 2024, perusahaan pangan berbasis agribisnis di Jember itu menargetkan produksi edamame beku berkualitas tinggi kurang lebih 2.500 ton.
Selain itu, tahun ini GMIT yang merupakan anak perusahaan PT Austindo Nusantara Jaya Tbk itu berharap dapat menjajaki perluasan pasar global untuk komoditas edamame dan sayuran beku okra.
Sebelumnya Bupati Jember Hendy Siswanto berharap hubungan pemerintah daerah dengan perusahaan tersebut dapat terjalin lebih kuat, terutama dalam hal dukungan untuk mempromosikan edamame sebagai salah satu komoditas andalan Jember.
"Peluang ekspor edamame masih terbuka lebar karena kebutuhan Jepang setiap tahun bisa mencapai 75.000 ton, sedangkan ekspor dari Indonesia (Jember paling besar) hanya 6.000-7.000 ton," katanya.
Kabupaten Jember dikenal sebagai daerah produksi edamame yang cukup tinggi dan memiliki potensi yang cukup baik di sektor pertanian dengan hampir 70 persen penduduknya bermata pencarian sebagai petani.
Ekspor edamame Jember meluas hingga ke India dan Timur Tengah
18 Januari 2024 13:49 WIB
Foto dok. Pekerja memilah edamame di pabrik GMIT yang berada di Kabupaten Jember. (ANTARA/HO-GMIT)
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2024
Tags: