Iran-Rusia desak penyelesaian politik bagi krisis Suriah
24 Agustus 2013 09:44 WIB
Asap membubung ke angkasa usai serangan bom yang menurut aktivis dilakukan pihak loyalis Presiden Suriah Bashar al-Assad di desa Dourit, wilayah pedesaan Latakia, Sabtu (17/8). (REUTERS/Khattab Abdulaa)
Teheran (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Iran Mohammad-Javad Zarif dan timpalannya dari Rusia Sergei Lavrov telah mempertegas perlunya penyelesaian damai bagi krisis Suriah melalui cara politik, kata Press TV, Jumat (23/8).
Di dalam satu percakapan telepon, kedua menteri tersebut mengutuk apa yang mereka sebut "penggunaan senjata kimia oleh pelaku teror" di Suriah.
Mereka juga menyampaikan keprihatinan yang mendalam sehubungan dengan meningkatnya ketegangan di negara Arab itu, kata laporan tersebut sebagaimana diberitakan Xinhua.
Pada Kamis (22/8), Zarif membantah pernyataan bahwa Pemerintah Suriah telah menggunakan senjata kimia terhadap warga sipil.
Kelompok oposisi utama di Suriah menyatakan pemerintah menggunakan senjata kimia pada Rabu dan menewaskan sebanyak 1.300 orang. Namun Damaskus membantah tuduhan tersebut.
Iran adalah sekutu utama Pemerintah Suriah di wilayah itu dan telah mendorong gerilyawan Syiah Lebanon, Hizbullah, untuk bertempur membantu pasukan pemerintah melawan kelompok oposisi, yang dipandangnya sebagai "kelompok teror".
Penerjemah: Chaidar Abdullah
Di dalam satu percakapan telepon, kedua menteri tersebut mengutuk apa yang mereka sebut "penggunaan senjata kimia oleh pelaku teror" di Suriah.
Mereka juga menyampaikan keprihatinan yang mendalam sehubungan dengan meningkatnya ketegangan di negara Arab itu, kata laporan tersebut sebagaimana diberitakan Xinhua.
Pada Kamis (22/8), Zarif membantah pernyataan bahwa Pemerintah Suriah telah menggunakan senjata kimia terhadap warga sipil.
Kelompok oposisi utama di Suriah menyatakan pemerintah menggunakan senjata kimia pada Rabu dan menewaskan sebanyak 1.300 orang. Namun Damaskus membantah tuduhan tersebut.
Iran adalah sekutu utama Pemerintah Suriah di wilayah itu dan telah mendorong gerilyawan Syiah Lebanon, Hizbullah, untuk bertempur membantu pasukan pemerintah melawan kelompok oposisi, yang dipandangnya sebagai "kelompok teror".
Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013
Tags: