Para demonstran ingin menunjukkan, mereka masih dapat menguasai jalanan satu pekan setelah ratusan temannya ditembak mati dan pemimpinnya dipenjarakan penguasa.
Sebelumnya, masyarakat Mesir mengalami kerusuhan sipil terburuk dalam sejarah setelah pihak militer secara paksa menurunkan Moursi dari jabatannya.
Aksi pendukung Moursi yang berkemah di tempat umum kemudian berakhir dengan bentrokan pada 14 Agustus lalu. Menurut perhitungan pemerintah, setidaknya 900 orang, termasuk di antaranya 100 tentara dan polisi, telah terbunuh dalam delapan haru terakhir.
Dalam beberapa hari terakhir, demonstrasi dari partai pendukung Moursi-Ikhwanul Muslimin yang sebelumnya diikuti puluhan ribu orang menunjukkan tanda-tanda menurun.
Beberapa pihak menilai kekuatan organisasi tersebut telah menurun akibat penangkapan sejumlah pemimpinnya oleh pihak militer.