"Jadi dari awal belajar bahasa Jerman memang sudah pengin banget ikut olimpiade bahasa Jerman tingkat nasional atau NDO, karena di sekolah saya selalu mendukung NDO, dan saya pasti akan memberikan yang terbaik untuk olimpiade selanjutnya di tingkat internasional (IDO)," kata Kheiren.
Baca juga: Goethe-Institut dukung ekosistem pengelolaan sumber daya lewat SFF
Sementara itu, pemenang juara 2, Sebastian Dikko Daniswara mengaku membutuhkan kursus di luar pembelajaran, karena menurutnya untuk memenangkan level olimpiade butuh pengetahuan yang lebih luas daripada sekadar pembelajaran bahasa Jerman sekolah.
"Memang kalau saya harus belajar melalui kursus, tetapi juga belajar dari guru di sekolah. Di sekolah yang kelas bareng teman-teman itu dua kali seminggu, tetapi ada juga tambahan dari guru saya, itu biasanya sekali seminggu, tetapi menjelang NDO ini, intensitasnya bertambah, sampai selama satu minggu saya tidak ikut kelas sama sekali untuk persiapan olimpiade ini," kata Sebastian.
Baca juga: Goethe-Institut buka program kuliah di Jerman tanpa kelas penyetaraan
Sebagai pemenang, Kheiren menuturkan bahwa tujuannya mengikuti NDO ini yakni sebagai bekal untuk melanjutkan studi di Jerman, mengingat universitas di sana terbukti memiliki kualitas yang bagus, juga ingin mengembangkan minatnya di bidang musik.
"Kalau saya sendiri suka banget musik, khususnya klasik, di Jerman banyak banget komposer-komposer musik yang saya idolakan, salah satunya Mozart," katanya.
Baca juga: Goethe-Institut, Kemenkes RI kerja sama integrasi kelas bahasa Jerman