Emping Warunggunung Lebak tembus ke Arab Saudi dan Jepang
17 Januari 2024 16:07 WIB
Pelaku UMKM Eka Putri memproduksi kerupuk emping melinjo di Desa Sindangsari, Kabupaten Lebak menembus Arab Saudi dan Jepang. ANTARA/Mansyur
Lebak (ANTARA) - Kerupuk Emping Warunggunung dari Kabupaten Lebak, Banten menembus negara Arab Saudi dan Jepang setelah dipromosikan oleh pemerintah daerah melalui pameran-pameran sampai mengikuti Pekan Raya Jakarta (PRJ).
"Kami merasa bersyukur dengan adanya promosi itu hingga menebus Arab Saudi dan Jepang," kata Eros, seorang pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) kerupuk emping melinjo Eka Putri, di Kabupaten Lebak, Rabu.
Kehadiran pemerintah daerah cukup membantu untuk kemajuan usahanya melalui promosi itu, sehingga banyak dikenal di kalangan masyarakat luas.
Produksi emping yang digeluti sejak 1997 di Desa Sindangsari, Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak itu kerapkali mengikuti pameran-pameran, termasuk setiap tahun di PRJ.
Saat ini, permintaan kerupuk emping UMKM Eka Putri hingga menebus Arab Saudi dan Jepang, karena kualitasnya bagus.
Keunggulan kerupuk emping melinjo yang diproduksinya itu, selain gurih, renyah, beraroma dan menyehatkan.
Saat ini, perputaran uang dari transaksi penjualan hingga mencapai puluhan juta rupiah per bulan dan bisa membangkitkan ekonomi masyarakat pedesaan.
"Kami merasa terbantu dengan usaha ini, sehingga bisa menyerap tenaga kerja sebanyak sepuluh orang," kata Eros.
Menurut dia, kerupuk emping UMKM Eka Putri dengan logo "Ruhay" juga dipasok ke wilayah Rangkasbitung dan sejumlah daerah di Jawa Barat.
Kebanyakan konsumen kerupuk emping UMKM Eka Putri itu ada yang langsung mendatangi ke lokasi produksi emping di Desa Sindangsari Warunggunung, Kabupaten Lebak.
Selain itu, juga ada yang memesan secara online untuk dipasok ke luar negeri.
Produksi emping UMKM Eka Putri di wilayahnya menjadi sentra klaster ekonomi masyarakat, karena ditunjang melimpahnya bahan baku melinjo.
"Kami di sini mengelola usaha kerupuk emping hingga 48 UMKM," katanya menjelaskan.
Begitu juga pelaku UMKM kerupuk emping melinjo lainnya, Yayah, warga Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak mengatakan pihaknya sudah 20 tahun menggeluti usaha ini dan masih bertahan hingga menyerap tenaga kerja puluhan orang.
"Kami sekarang bisa menghasilkan omzet pendapatan sekitar Rp50 juta per bulan," katanya pula.
Sekretaris Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak Imam Suangsa mengatakan pemerintah daerah hingga kini terus mendorong agar pelaku UMKM kerupuk emping berkembang dan mampu mengatasi kemiskinan ekstrem khususnya di pedesaan.
Selain itu, pemerintah daerah juga membantu peningkatan mutu dan kualitas produksi emping melinjo dan promosi pemasarannya, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan pendapatan ekonomi masyarakat.
"Kami meyakini perguliran ekonomi dari hasil penjualan kerupuk emping melinjo bisa mencapai miliaran rupiah per tahun dari 2.500 UMKM khusus emping melinjo," katanya lagi.
Baca juga: Kerupuk emping melinjo jadi andalan ekonomi warga Lebak Banten
"Kami merasa bersyukur dengan adanya promosi itu hingga menebus Arab Saudi dan Jepang," kata Eros, seorang pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) kerupuk emping melinjo Eka Putri, di Kabupaten Lebak, Rabu.
Kehadiran pemerintah daerah cukup membantu untuk kemajuan usahanya melalui promosi itu, sehingga banyak dikenal di kalangan masyarakat luas.
Produksi emping yang digeluti sejak 1997 di Desa Sindangsari, Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak itu kerapkali mengikuti pameran-pameran, termasuk setiap tahun di PRJ.
Saat ini, permintaan kerupuk emping UMKM Eka Putri hingga menebus Arab Saudi dan Jepang, karena kualitasnya bagus.
Keunggulan kerupuk emping melinjo yang diproduksinya itu, selain gurih, renyah, beraroma dan menyehatkan.
Saat ini, perputaran uang dari transaksi penjualan hingga mencapai puluhan juta rupiah per bulan dan bisa membangkitkan ekonomi masyarakat pedesaan.
"Kami merasa terbantu dengan usaha ini, sehingga bisa menyerap tenaga kerja sebanyak sepuluh orang," kata Eros.
Menurut dia, kerupuk emping UMKM Eka Putri dengan logo "Ruhay" juga dipasok ke wilayah Rangkasbitung dan sejumlah daerah di Jawa Barat.
Kebanyakan konsumen kerupuk emping UMKM Eka Putri itu ada yang langsung mendatangi ke lokasi produksi emping di Desa Sindangsari Warunggunung, Kabupaten Lebak.
Selain itu, juga ada yang memesan secara online untuk dipasok ke luar negeri.
Produksi emping UMKM Eka Putri di wilayahnya menjadi sentra klaster ekonomi masyarakat, karena ditunjang melimpahnya bahan baku melinjo.
"Kami di sini mengelola usaha kerupuk emping hingga 48 UMKM," katanya menjelaskan.
Begitu juga pelaku UMKM kerupuk emping melinjo lainnya, Yayah, warga Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak mengatakan pihaknya sudah 20 tahun menggeluti usaha ini dan masih bertahan hingga menyerap tenaga kerja puluhan orang.
"Kami sekarang bisa menghasilkan omzet pendapatan sekitar Rp50 juta per bulan," katanya pula.
Sekretaris Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak Imam Suangsa mengatakan pemerintah daerah hingga kini terus mendorong agar pelaku UMKM kerupuk emping berkembang dan mampu mengatasi kemiskinan ekstrem khususnya di pedesaan.
Selain itu, pemerintah daerah juga membantu peningkatan mutu dan kualitas produksi emping melinjo dan promosi pemasarannya, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan pendapatan ekonomi masyarakat.
"Kami meyakini perguliran ekonomi dari hasil penjualan kerupuk emping melinjo bisa mencapai miliaran rupiah per tahun dari 2.500 UMKM khusus emping melinjo," katanya lagi.
Baca juga: Kerupuk emping melinjo jadi andalan ekonomi warga Lebak Banten
Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024
Tags: