Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar mata uang rupiah kembali melemah pada Jumat pagi turun 175 poin dari posisi sebelumnya menjadi Rp11.035 per dolar AS dalam transaksi antarbank di Jakarta.

"Perbaikan sentimen di pasar uang kemungkinan akan terjadi pada hari ini, sehingga nilai tukar rupiah berpotensi menguat," kata ekonom Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih, di Jakarta, Jumat.

Bank Indonesia (BI), ia mengatakan, akan mengeluarkan Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI) dengan tenor tiga dan enam bulan untuk memperbanyak instrumen pengendalian likuiditas perbankan.

"Saat ini penempatan aset perbankan di BI dalam membentuk Fasilitas Simpanan BI (FasBI) tenor pendek tujuh hari, Sertifikat BI (SBI) dengan tenor sembilan bulan," papar dia.

Ia mengatakan penempatan dana di Bank Indonesia juga menjadi instrumen pengendalian terhadap rupiah, selain itu BI juga telah menerbitkan foreign exchange swap yang dilelang setiap hari Kamis.

Pada lelang kemarin (22/8) BI menyerap 240 juta dolar AS untuk tenor satu dan enam bulan.

Analis pasar uang Bank Mandiri, Reny Eka Putri, menambahkan BI akan menjaga pergerakan nilai tukar agar tidak terkoreksi lebih dalam.

"Volatilitas di pasar uang cukup tinggi, pergerakannya cenderung melemah bagi mata uang domestik. Kendati demikian, Bank Indonesia akan terus melakukan intervensi sehingga depresiasi nilai tukar domestik tidak terlalu dalam," kata dia.

Menurut dia, beberapa langkah yang akan diambil pemerintah akan dapat memulihkan kepercayaan pasar sehingga ke depan mata uang domestik kembali stabil.