Jakarta (ANTARA) - PT Riau Andalan Paperboard International, bagian dari APRIL Group, memulai uji operasional pabrik kertas kemasan senilai Rp33,4 triliun dengan target produksi komersial skala penuh dapat dilakukan pada 2024.

"Pasokan bahan baku ke pabrik ini sebagian besar akan berasal dari peningkatan produktivitas hutan tanaman industri (HTI) yang dikelola APRIL Group dan akan mematuhi kebijakan keberlanjutan APRIL Group serta sejalan dengan komitmen dan target

APRIL 2030," menurut keterangan tertulis APRIL Group diterima di Jakarta, Selasa.

Fasilitas produksi kertas kemasan terbaru ini melanjutkan diversifikasi produk hilir bernilai tambah yang mendukung keberlanjutan dengan memanfaatkan keunggulan sebagai produsen produk berbasis serat yang terintegrasi.

Pabrik baru ini setiap tahunnya mampu memproduksi 1,2 juta ton kertas kemasan yang dapat didaur ulang dan dapat terurai secara alami (biodegradable).

PT Riau Andalan Paperboard International mengklaim akan berkontribusi pada upaya Indonesia menuju pembangunan rendah karbon dengan menghasilkan bahan kemasan yang berbasis alam (bio-based) untuk memenuhi kenaikan permintaan domestik dan mancanegara akan produk kemasan berbahan baku non-fosil.

"Kehadiran pabrik ini akan menciptakan 600 lapangan kerja baru saat sudah beroperasi sepenuhnya," tulis keterangan tersebut.

Baca juga: Bahlil minta industri kertas tingkatkan kontribusi ekonomi nasional
Baca juga: Kemenkes dan APRIL Group kerja sama perkuat layanan kesehatan primerBaca juga: APRIL Group berikan kontribusi Rp484,3 triliun buat ekonomi RI
Berdasarkan proyeksi konsultan independen AFRY, permintaan kertas kemasan di Asia akan meningkat lebih dari 3 persen per tahun hingga 2030, seiring dengan makin gencarnya upaya produsen barang-barang konsumsi untuk memakai kemasan selain plastik, dan sejalan dengan perkembangan evolusi model-model manufaktur sirkuler.

BoardOne akan menawarkan dan mendistribusikan berbagai produk kertas kemasan premium, termasuk karton kemasan lipat (folding boxboard) , cupstock, dan art board (C2S) untuk kemasan umum, kemasan layanan makanan, dan aplikasi grafis.

Produk-produk ini diproduksi menggunakan serat kayu berkualitas tinggi yang bersumber dari hutan tanaman industri yang dikelola secara berkelanjutan dan bersertifikasi PEFC (Programme for the Endorsement of Forest Certification) yang merupakan standar internasional pengelolaan hutan yang berkelanjutan.

Selama masa uji operasional, perusahaan akan terus menyetel fasilitas produksi yang menggunakan teknologi terkini agar mampu memenuhi standar mutu, standar kesehatan dan standar keamanan global, serta memenuhi kriteria produksi yang berkelanjutan.

Baca juga: Pengurangan gas rumah kaca industri kertas perlu strategi beragam
Baca juga: Kemenperin: Industri pulp surplus sebesar 4,7 miliar dolar AS