Jakarta (ANTARA News) - 18 Angkatan Laut negara-negara sahabat ASEAN Plus akan berlatih menggelar operasi kemanusiaan dan penanggulangan bencana dari aspek maritim di perairan Laut Natuna dan Kepulauan Anambas, pada Maret-April 2014.




Ini adalah pertama kali bagi TNI AL menjadi tuan rumah latihan besar operasi militer selain perang seperti ini, yang diberi nama Latihan Bersama Multilateral Komodo 2014; setelah selalu berlatih secara bilateral atau trilateral dengan negara-negara sahabat.




Untuk melancarkan pelaksanaan latihan bersama internasional terbesar bagi TNI AL ini, Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio, membuka konferensi perencanaan awal pertama Latihah Bersama Multilateral Komodo 2014, di Jakarta, Kamis.




Belasan atase pertahanan angkatan laut negara-negara sahabat hadir. Mereka membahas berbagai hal terkait penyiapan dan sinkronisasi prosedur, peralatan dan kapal-kapal, sistem logistik, komunikasi, dan lain sebagainya.




Direktur Latihan Bersama Multilateral Komodo 2014, Laksamana Pertama TNI Amarulla Oktavian, menyatakan, sejauh ini akan dilibatkan 28 kapal perang dan 4.000 personel. "12 kapal perang kami akan digelar dalam latihan ini," katanya.




Yang menarik dari latihan ini adalah penentuan lokasi di Laut Natuna, yang persis bersinggungan dengan Laut China Selatan. China sejak beberapa tahun terakhir agresif mengklaim hampir semua wilayah laut itu sebagai laut kedaulatannya.




Dalam latihan ini, semua negara yang berkaitan dengan klaim Laut China Selatan, Laut China Timur, dan yang terkait akan hadir. Mereka adalah Amerika Serikat, Jepang, China, Viet Nahm, Filipina, Brunei Darussalam, dan Malaysia.




Pijakan bagi TNI AL menuju angkatan laut global mewujud nyata, yang dikatakan Marsetio, "Sambil menyiapkan latihan ini, kami juga akan menggelar simposium internasional yang diikuti 21 Angkatan Laut Negara-negara Pasifik Barat dan empat pengamat."




"Simposium itu juga akan diikuti 30 negara-negara Samudera Hindia, sehingga akan hadir sekitar 45 pucuk pimpinan Angkatan Laut masing-masing negara. Ini membuktikan peran aktif kita dalam kancah internasional," kata Marsetio.(*)