Jakarta (ANTARA) - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jakarta Barat cenderung menurun di akhir tahun 2023 setelah sempat tinggi pada awal tahun lalu.

Kepala Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Barat Erizon Safari kepada pers di Jakarta Barat, Selasa, menuturkan bahwa pada Januari 2023 kasus DBD mencapai angka tertinggi yakni 132 kasus.

Kemudian sempat turun dan naik lagi pada April, yakni 125 kasus. Lalu menurun hingga pada Desember sebanyak 44 kasus.

"Januari 2023 menjadi kasus tertinggi 132 kasus, lalu cenderung turun. April naik lagi 125 kasus, selanjutnya turun lagi sampai Desember hanya 44 kasus," katanya.

Erizon merinci fluktuasi kasus DBD setiap bulan pada 2023 di Jakarta Barat (Jakbar). Pada Januari 2023, terdapat 132 kasus, Februari (94), Maret (105), April (125), Mei (95) dan Juni (80). Lalu Juli (66), Agustus (49), September (64), Oktober (55), November (38) serta Desember sebanyak 44 kasus.

Baca juga: Jakbar siapkan kader untuk uji coba "Wolbachia” lawan virus dengue
Baca juga: Jakbar siapkan ribuan ember bibit nyamuk berwolbachia guna atasi DBD


Adapun kasus DBD di Jakbar, kata Erizon, didominasi oleh orang dewasa. "Terutama masyarakat dewasa," kata Erizon.

Selain itu, kata Erizon, penyebaran kasus secara umum merata di semua kecamatan. Tetapi Kecamatan Kalideres dan Kembangan cenderung tinggi dibandingkan dengan kecamatan lain.

"Lokasi tersebar merata, namun Kalideres dan Kembangan sedikit lebih tinggi," katanya yang mengimbau masyarakat untuk tetap rutin melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

"Melalui Puskesmas untuk selalu mengingatkan masyarakat akan pentingnya PSN secara rutin," kata Erizon.

Selain itu, ia juga meminta setiap keluarga memiliki satu kader Juru Pemantauan Jentik (Jumantik). "Menggiatkan lagi program satu rumah satu jumantik mandiri," kata Erizon.