Surabaya (ANTARA News) - Polri sedang mendalami kemungkinan keterlibatan kelompok-kelompok tertentu dalam kasus penembakan-penembakan terhadap polisi.

"Kita sedang dalami, apakah kelompok narkotika, kelompok teroris, kelompok bersenjata api, atau kelompok perampokan bank seperti CIMB," kata Wakapolri Komjen Pol Oegroseno di Mapolda Jawa Timur di Surabaya, Kamis.

Di sela mengecek kesiapan pengamanan Pilkada Jatim 2013 dengan meninjau personel "on call" di lapangan apel Mapolda Jatim, ia menjelaskan kasus penembakan itu merupakan risiko tugas.

"Saya melihat itu risiko tugas, itu sama dengan tentara di medan perang, tapi kita tidak pernah mundur, kita akan siaga denga belajar pada modus pelaku," ucapnya, menegaskan.

Menurut dia, pelaku selalu menembak polisi yang bertugas sendirian, karena itu pihaknya akan menerapkan standar patroli yakni patroli itu tidak boleh sendirian.

"Itu standar, karena itu akan kita terapkan sesuai standar itu, jangan patroli sendirian, minimal dua orang," tutur Wakapolri yang menggantikan Nanan Sukarna itu.

Tentang motif pelaku, ia mengaku akan fokus kepada kelompok pelaku penembakan dan dari kelompok itulah akan ditentukan motif penembakan itu.

"Kita belum tahu, kita masih fokus pada pelaku," katanya menanggapi serangkaian kasus penembakan yang menimpa empat polisi di Jakarta dalam satu bulan terakhir.

Pada 16 Agustus lalu, dua penembakan terjadi bersamaan terhadap anggota Polsek Pondok Aren yaitu Brigadir Dua Maulana dan Ajun Inspektur Dua Kus Hendratma.

Sebelumnya, pada 7 Agustus, penembakan terjadi di Jalan Ciputat Raya terhadap anggota satuan Bina Masyarakat Polsek Cilandak yakni Ajun Inspektur Satu Dwiyatno.

Pada 27 Juli 2013, penembakan di Jalan Cireunde dengan korban anggota Polsek Gambir yakni Ajun Inspektur Dua Patah Saktiyono.