Iran klaim serang situs teroris di Suriah, Irak dengan rentetan rudal
16 Januari 2024 15:20 WIB
Arsip foto - Masyarakat Iran menghadiri pertemuan untuk memperingati dua tahun kematian Jenderal Iran Qassem Soleimani di Teheran, Iran, pada 3 Januari 2022. /pri. (ANTARA/Xinhua/Gao Wencheng)
Teheran (ANTARA) - Iran menembakkan rentetan rudal balistik ke sejumlah posisi "kelompok teroris" di Suriah dan Irak pada Senin (15/1) malam, kata Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) dalam sebuah pernyataan.
IRGC mengatakan "markas mata-mata" dan "perkumpulan kelompok teroris anti-Iran" di Suriah dihancurkan dengan rudal balistik, seperti dikutip oleh media resmi.
Pernyataan itu mencatat bahwa serangan dilakukan untuk merespons "kejahatan teroris baru-baru ini" yang dilakukan kelompok anti-Iran, merujuk kepada dua serangan bom di Kota Kerman di bagian tenggara pada awal bulan ini dan serangan terhadap kantor polisi di Provinsi Sistan-Baluchestan pada Desember.
Mereka menyatakan bahwa "para komandan dan elemen utama" yang terkait dengan serangan baru-baru ini di Kerman dan Rask diidentifikasi di Suriah dan menjadi sasaran rudal balistik pada Senin malam.
Sedikitnya 93 orang tewas setelah dua pengebom bunuh diri meledakkan bahan peledak mereka dalam sebuah pertemuan besar di Kerman.
Serangan itu terjadi pada peringatan empat tahun kematian mantan komandan militer tertinggi Iran Jenderal Qassem Soleimani.
Dalam insiden terpisah pada pertengahan Desember, sedikitnya 11 petugas polisi tewas setelah sebuah kantor polisi diserang di Kota Rask di Provinsi Sistan-Baluchestan di bagian barat daya, yang berbatasan dengan Pakistan.
Pada Minggu (14/1), kepala polisi Iran Brigadir Jenderal Ahmad Reza Radan mengumumkan penangkapan pelaku serangan di Rask. Terdakwa utama dalam serangan Kerman, yang merupakan dua warga negara Tajikistan, juga telah ditangkap.
Di bagian lain pernyataan itu, IRGC juga mengatakan bahwa mereka juga menargetkan markas besar agen mata-mata Israel Mossad di wilayah Kurdistan Irak dengan serentetan rudal dan "menghancurkannya."
Lokasi tersebut telah menjadi "pusat pengembangan operasi spionase dan perancangan kegiatan teroris di wilayah tersebut dan Iran," kata pernyataan itu.
Sejumlah laporan media menyebutkan bahwa serangan-serangan itu terjadi di sekitar konsulat AS di Erbil.
Ketegangan antara Iran dan AS telah meningkat di tengah perang Israel di Gaza dan perkembangan regional, termasuk serangan terhadap kapal di Laut Merah oleh kelompok Houthi yang didukung Iran.
Baca juga: NATO sebut Iran bertanggung jawab hentikan serangan Houthi
Baca juga: Iran: 35 orang ditangkap terkait dua ledakan bom dekat makam Soleimani
Baca juga: Menlu Iran sebut zionis Israel benci anggota media
Sumber: Anadolu
IRGC mengatakan "markas mata-mata" dan "perkumpulan kelompok teroris anti-Iran" di Suriah dihancurkan dengan rudal balistik, seperti dikutip oleh media resmi.
Pernyataan itu mencatat bahwa serangan dilakukan untuk merespons "kejahatan teroris baru-baru ini" yang dilakukan kelompok anti-Iran, merujuk kepada dua serangan bom di Kota Kerman di bagian tenggara pada awal bulan ini dan serangan terhadap kantor polisi di Provinsi Sistan-Baluchestan pada Desember.
Mereka menyatakan bahwa "para komandan dan elemen utama" yang terkait dengan serangan baru-baru ini di Kerman dan Rask diidentifikasi di Suriah dan menjadi sasaran rudal balistik pada Senin malam.
Sedikitnya 93 orang tewas setelah dua pengebom bunuh diri meledakkan bahan peledak mereka dalam sebuah pertemuan besar di Kerman.
Serangan itu terjadi pada peringatan empat tahun kematian mantan komandan militer tertinggi Iran Jenderal Qassem Soleimani.
Dalam insiden terpisah pada pertengahan Desember, sedikitnya 11 petugas polisi tewas setelah sebuah kantor polisi diserang di Kota Rask di Provinsi Sistan-Baluchestan di bagian barat daya, yang berbatasan dengan Pakistan.
Pada Minggu (14/1), kepala polisi Iran Brigadir Jenderal Ahmad Reza Radan mengumumkan penangkapan pelaku serangan di Rask. Terdakwa utama dalam serangan Kerman, yang merupakan dua warga negara Tajikistan, juga telah ditangkap.
Di bagian lain pernyataan itu, IRGC juga mengatakan bahwa mereka juga menargetkan markas besar agen mata-mata Israel Mossad di wilayah Kurdistan Irak dengan serentetan rudal dan "menghancurkannya."
Lokasi tersebut telah menjadi "pusat pengembangan operasi spionase dan perancangan kegiatan teroris di wilayah tersebut dan Iran," kata pernyataan itu.
Sejumlah laporan media menyebutkan bahwa serangan-serangan itu terjadi di sekitar konsulat AS di Erbil.
Ketegangan antara Iran dan AS telah meningkat di tengah perang Israel di Gaza dan perkembangan regional, termasuk serangan terhadap kapal di Laut Merah oleh kelompok Houthi yang didukung Iran.
Baca juga: NATO sebut Iran bertanggung jawab hentikan serangan Houthi
Baca juga: Iran: 35 orang ditangkap terkait dua ledakan bom dekat makam Soleimani
Baca juga: Menlu Iran sebut zionis Israel benci anggota media
Sumber: Anadolu
Penerjemah: Katriana
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024
Tags: