Solo (ANTARA) - Pemerintah Kota Surakarta Jawa Tengah berupaya menurunkan angka kasus stunting dengan menerapkan metode terapi renang dan pijat.
"Ada terapi yang dicontohkan Kecamatan Banjarsari karena di Banjarsari agak lumayan besar kasusnya. Ini penurunan agak lumayan," kata Wakil Wali Kota Surakarta Teguh Prakosa di Solo Jawa Tengah, Selasa.
Ia menjelaskan, dengan menerapkan inovasi model terapi dan memanfaatkan anggaran dari CSR, terapi sudah dilakukan kepada anak-anak yang menderita stunting.
"Jadi dengan renang, pijat, termasuk dengan memberikan sinar ultraviolet. Ada peningkatan keberhasilan yang ada di Banjarsari. Ini akan menjadi contoh untuk kecamatan lain," katanya.
Meski demikian, dikatakannya, bukan hanya terapi yang dibutuhkan oleh penderita stunting tetapi juga asupan gizi yang baik.
"Ini mempercepat proses sembuh dari stunting, mulai dari ketinggian sampai dengan berat badan," katanya.
Sementara itu, Camat Banjarsari Beni Supartono Putro mengatakan, dengan menerapkan metode tersebut, saat ini ada penurunan kasus stunting di Kecamatan Banjarsari, yakni dari 165 kasus menjadi 159 kasus.
"Jadi kasusnya menurun, bukan karena umur tapi karena sembuh. Perkembangannya bagus," katanya.
Ia mengatakan, pada terapi yang sudah dilakukan untuk pasien sembuh, sejauh ini dilakukan 2-3 kali.
"Baru dua kali terapi dengan jeda dua minggu. Ada peningkatan berat badan lima ons, anak melakukan terapi renang di baby spa dan pijat pada titik saraf pertumbuhan dan saraf nafsu makan," katanya.
Ia mengatakan, dengan terapi tersebut, 159 anak yang lain masih berpotensi sembuh. Untuk kuota terapi setiap anaknya sebanyak lima kali terapi.
"Insya Allah bisa zero kasus, yang sembuh itu kan baru jalan 2-3 terapi," katanya.
Pemkot Surakarta turunkan angka stunting dengan metode terapi
16 Januari 2024 14:52 WIB
Wakil Wali Kota Surakarta Teguh Prakosa saat memberikan keterangan kepada wartawan di Solo, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. ANTARA/Aris Wasita.
Pewarta: Aris Wasita
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2024
Tags: