Istanbul (ANTARA) - Pemerintah Maladewa meminta India untuk menarik pasukan mereka dari negara itu pada 15 Maret mendatang, demikian diumumkan pejabat senior pada Minggu.
Permintaan tersebut disampaikan melalui sebuah konferensi pers oleh Abdulla Nazim Ibrahim, sekretaris kebijakan publik Presiden Maladewa Mohamed Muizzu.
Total sebanyak 88 anggota militer India berada di Maladewa, menurut sebuah media daring di ibukota Male, Sun News, yang mengutip sumber pemerintah.
Maladewa mengajukan tuntutan tersebut kepada India setelah Muizzu terpilih menjadi presiden negara yang terletak di Samudera Hindia itu pada akhir tahun lalu.
Menurut Ibrahim, pejabat dari Maladewa dan India, termasuk Munu Mahawar, perwakilan tinggi India di Male, mengadakan negosiasi pada Minggu untuk membicarakan penarikan pasukan India itu.
Baca juga: Presiden baru Maladewa persilakan pasukan India tinggalkan negaranya
"Anggota militer India tidak bisa terus berada di Maladewa. Ini adalah kebijakan Presiden Dr. Mohamed Muizzu beserta pemerintahannya,"kata Ibrahim.
Setelah kembali dari kunjungan lima hari ke China, Muizzu menegaskan bahwa Maladewa "bukanlah halaman belakang sebuah negara tertentu."
"Kita adalah negara merdeka dan berdaulat," katanya menjawab pertanyaan wartawan di bandara internasional Velana.
"Kita memang negara kecil, tapi bukan berarti bisa diremehkan," ujar Muizzu menegaskan.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Arti kemenangan kubu pro-China di Maladewa bagi geopolitik global
Maladewa tetapkan 15 Maret penarikan pasukan India
15 Januari 2024 16:08 WIB
Maladewa (googlemaps)
Pewarta: Atman Ahdiat
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2024
Tags: