Jambi (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Jambi meminta kader pos pelayanan terpadu (posyandu) agar gencar melakukan monitoring kasus stunting pada anak-anak di wilayahnya sebagai upaya penurunan prevalensi stunting.

Penjabat Wali Kota Jambi Sri Purwaningsih di Jambi, Senin, mengatakan kader posyandu harus memastikan kesehatan masyarakat tidak mengalami masalah, salah satunya memastikan stunting di wilayahnya menurun.

"Memastikan kader posyandu di wilayah masing-masing memantau kondisi warga agar tidak ada stunting," kata dia.

Baca juga: Jambi andalkan Program Bapak dan Bunda Asuh untuk tekan stunting

Dia meminta kepada ketua dan kader posyandu agar fokus dalam penanganan stunting untuk menurunkan prevalensi stunting.

Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) prevalensi stunting di Kota Jambi pada 2021 sebesar 17,40 persen dan mengalami penurunan pada 2022 menjadi 14 persen. Pada 2023, Pemkot Jambi menargetkan penurunan dua persen untuk angka stunting menjadi 12 persen.

"Untuk 2023 realisasinya belum keluar, sedangkan pada 2024 kami targetkan turun lagi dua persen dari realisasi 2023," kata dia.

Baca juga: Perusahaan di Jambi beri makanan tambahan anak cegah stunting

Ia mengatakan jika prevalensi stunting 2023 mencapai 12 persen, maka pada tahun 2024 prevalensi stunting ditargetkan sebesar 10 persen.

Untuk itu, kata dia, kader posyandu menjadi garda terdepan dalam menurunkan stunting.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Perlindungan Anak (PMPPA) Kota Jambi Noverintiwi Dewanti mengatakan pihaknya memberikan penguatan wawasan kader posyandu dalam memberikan pelayanan dasar di tingkat kelurahan sebagai target terintegrasi layanan primer dalam upaya percepatan penurunan stunting.

Baca juga: BKKBN minta satgas stunting Jambi matangkan strategi

"Kami memberikan penguatan bagi ketua dan kader posyandu dengan meningkatkan wawasan dan pelayanan," kata dia.