Hujan lebat di Filipina tewaskan delapan orang
21 Agustus 2013 15:54 WIB
Warga dievakuasi menggunakan perahu setelah rumah mereka terendam banjir di Marikina, Metro Manila, Filipina, Selasa (20/8). Hujan monsun yang diperkuat dengan badai tropis telah merendam setengah bagian dari ibukota Filipina itu dalam waktu 24 jam saja, memicu tanah longsor dan menewaskan setidaknya tujuh orang, kata pejabat setempat. (REUTERS/John Javellana )
Manila (ANTARA News) - Delapan orang tewas, empat orang hilang, sementara lebih dari 100.000 keluarga mengungsi akibat karena hujan lebat selama dua hari berturut-turut yang menenggelamkan daerah ibu kota Filipina dan beberapa provinsi dan kota di Luzon.
Monsun barat daya, diperkuat oleh Badai Tropis Trami (nama lokal: Maring), mengguyur sebagian besar metropolis negara, dengan lebih dari setengah wilayah Metro Manila masih terendam banjir pada Selasa malam.
"Lima puluh sampai 60 persen dari Metro Manila terendam air," kata Edgardo Ollet, Direktur Kantor Pertahanan Sipil Nasional Kawasan Ibu Kota. Dia mengatakan bahwa di beberapa daerah, seperti di Pasay City, banjir setinggi tujuh kaki.
Banjir melumpuhkan Metro Manila, pada saat kendaraan-kendaraan hampir tidak bisa melewati jalan banjir dan jalan raya, demikian laporan Xinhua.
Sekretaris Eksekutif Paquito Ochoa menangguhkan bekerja di kantor-kantor pemerintah di Metro Manila, kecuali mereka yang terlibat dalam pengurangan risiko bencana dan manajemen.
Bursa Efek Filipina dan perusahaan swasta lainnya juga menangguhkan kerja. Para pejabat lokal menangguhkan kelas di semua tingkatan.
Maskapai penerbangan Philippine Airlines, Sea Air dan Cebu Pacific juga membatalkan penerbangan internasional dan domestik karena cuaca buruk.
"Kami sudah dalam siaga tinggi," kata Ollet, dan menambahkan bahwa tim penyelamat serta peralatan juga telah dikerahkan ke kota-kota yang paling parah terkena banjir seperti Pasay, Paranaque, Las Pinas dan Manila.
Dia mengatakan, mereka juga memantau perkembangan di Kota Marikina di mana para pejabat telah melakukan evakuasi paksa ketika tingkat air di sungai Marikina terus meningkat.
Dewan Pengurangan Risiko Bencana Nasional dan Manajemen (NDRRMC) juga telah menempatkan wilayah-wilayah berikut di bawah bencana alam nasional: Bataan, Cavite, Narvacan, Ilocos Sur, San Fernando, Masantol, Guagua, Macabebe, dan Minalin, semua dalam Pampanga; Binan, Sta Rosa, San Pedro, Cabuyao, Calamba, Los Banos, dan Bay, semua di Laguna.
Para pejabat Filipina meyakinkan bantuan lanjutan kepada para korban, dan melaporkan bahwa sekitar 9.000 keluarga yang mengungsi karena banjir sekarang berada di 70 pusat evakuasi.
Menteri Kesejahteraan Sosial Corazon Soliman mengatakan ada pasokan bantuan yang cukup bagi para korban.
Dia mengatakan pusat-pusat evakuasi masih bisa menampung lebih banyak pengungsi, tetapi dia meminta relawan untuk membantu dalam mengemas barang-barang bantuan dan paket-paket makanan.
Departemen Kesehatan juga membagikan kapsul doxycycline untuk unit pemerintah daerah di Metro Manila guna melindungi orang dari leptospirosis, penyakit bakteri serius yang dapat ditularkan melalui paparan terkontaminasi banjir.
Penerjemah: Askan Krisna
Monsun barat daya, diperkuat oleh Badai Tropis Trami (nama lokal: Maring), mengguyur sebagian besar metropolis negara, dengan lebih dari setengah wilayah Metro Manila masih terendam banjir pada Selasa malam.
"Lima puluh sampai 60 persen dari Metro Manila terendam air," kata Edgardo Ollet, Direktur Kantor Pertahanan Sipil Nasional Kawasan Ibu Kota. Dia mengatakan bahwa di beberapa daerah, seperti di Pasay City, banjir setinggi tujuh kaki.
Banjir melumpuhkan Metro Manila, pada saat kendaraan-kendaraan hampir tidak bisa melewati jalan banjir dan jalan raya, demikian laporan Xinhua.
Sekretaris Eksekutif Paquito Ochoa menangguhkan bekerja di kantor-kantor pemerintah di Metro Manila, kecuali mereka yang terlibat dalam pengurangan risiko bencana dan manajemen.
Bursa Efek Filipina dan perusahaan swasta lainnya juga menangguhkan kerja. Para pejabat lokal menangguhkan kelas di semua tingkatan.
Maskapai penerbangan Philippine Airlines, Sea Air dan Cebu Pacific juga membatalkan penerbangan internasional dan domestik karena cuaca buruk.
"Kami sudah dalam siaga tinggi," kata Ollet, dan menambahkan bahwa tim penyelamat serta peralatan juga telah dikerahkan ke kota-kota yang paling parah terkena banjir seperti Pasay, Paranaque, Las Pinas dan Manila.
Dia mengatakan, mereka juga memantau perkembangan di Kota Marikina di mana para pejabat telah melakukan evakuasi paksa ketika tingkat air di sungai Marikina terus meningkat.
Dewan Pengurangan Risiko Bencana Nasional dan Manajemen (NDRRMC) juga telah menempatkan wilayah-wilayah berikut di bawah bencana alam nasional: Bataan, Cavite, Narvacan, Ilocos Sur, San Fernando, Masantol, Guagua, Macabebe, dan Minalin, semua dalam Pampanga; Binan, Sta Rosa, San Pedro, Cabuyao, Calamba, Los Banos, dan Bay, semua di Laguna.
Para pejabat Filipina meyakinkan bantuan lanjutan kepada para korban, dan melaporkan bahwa sekitar 9.000 keluarga yang mengungsi karena banjir sekarang berada di 70 pusat evakuasi.
Menteri Kesejahteraan Sosial Corazon Soliman mengatakan ada pasokan bantuan yang cukup bagi para korban.
Dia mengatakan pusat-pusat evakuasi masih bisa menampung lebih banyak pengungsi, tetapi dia meminta relawan untuk membantu dalam mengemas barang-barang bantuan dan paket-paket makanan.
Departemen Kesehatan juga membagikan kapsul doxycycline untuk unit pemerintah daerah di Metro Manila guna melindungi orang dari leptospirosis, penyakit bakteri serius yang dapat ditularkan melalui paparan terkontaminasi banjir.
Penerjemah: Askan Krisna
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013
Tags: