Pemilu 2024
FormasNU ajak partisipasi publik pada gerakan kentongan perubahan
14 Januari 2024 11:18 WIB
Cawapres RI Muhaimin Iskandar (tengah) memukul kentongan bersama pendukungnya saat Kampanye Patroli Kentongan di Lapangan Simpang Agung, Kabupaten Lampung Tengah, Lampung, Selasa (9/1/2024). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/nym.
Jakarta (ANTARA) - Forum Masyarakat Santri Nusantara (FormasNU) mengajak partisipasi publik mengawasi Pemilu 2024 untuk meminimalkan terjadinya kecurangan dengan melalui kentongan perubahan.
"AMIN menggerakkan rakyat untuk mengawasi pemilu di semua tahapan karena indikasi kecurangannya begitu nyata. Kenapa kentongan? Karena kentongan ini sudah familier di Indonesia," kata Ketua FormasNU Ahmad Rouf Qusyairi dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.
Gus Rouf, sapaan akrabnya, beranggapan pesta demokrasi 2024 sebagai pemilu yang paling rawan dengan kecurangan. Hal itu karena langkah politik putra Presiden RI Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, maju sebagai cawapres mendampingi Prabowo Subianto yang membuat kontestan lain seolah menghadapi petahana bayangan.
Oleh karena itu, kata Gus Rouf yang juga menjabat Deputi Santri Milenial di Timnas AMIN, mengajak kepada masyarakat untuk ikut serta dalam partisipasi publik lewat gerakan kentongan perubahan.
Gus Rouf mengatakan bahwa setiap kontestasi politik 5 tahunan selalu ada potensi kecurangan karena siapa pun yang terlibat akan menggunakan segala cara untuk mewujudkan cita-citanya berkuasa.
"Tinggal bagaimana cara untuk meminimalkan potensi kecurangan itu. Syukur-syukur bisa nol koma sekian persen. Karena ini menyangkut kualitas demokrasi, hasil kontestasi pileg maupun pilpres benar-benar punya legitimasi kuat dan dapat diterima publik," kata Gus Rouf dalam diskusi Polemik Trijaya.
Menurut dia, penggunaan kentongan menjadi simbol peringatan berbasis kebajikan lokal bahwa kondisi negara tidak sedang baik-baik saja.
"Apalagi pada saat yang sama, lembaga penyelenggara pemilu juga terlihat agak kendor," katanya.
Gus Rouf menyadari pada era digital seperti sekarang, kentongan sudah menjadi barang usang di mata milenial.
"Era digital itu memang menuntut kreativitas yang punya value. Makanya, kentongan ini menjadi tool atau alat untuk menyamakan frekuensi, tetap nanti diekspos melalui media sosial dan sebagainya," katanya menambahkan.
Baca juga: Timnas AMIN persilakan TKN laporkan Cak Imin jika ada pelanggaran
Baca juga: Timnas AMIN: Hal pribadi bercampur dengan kebijakan harus dipersoalkan
Sebelumnya, KPU RI telah menetapkan peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024, yakni pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md. nomor urut 3.
KPU juga telah menetapkan masa kampanye mulai 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, kemudian jadwal pemungutan suara pada tanggal 14 Februari 2024.
"AMIN menggerakkan rakyat untuk mengawasi pemilu di semua tahapan karena indikasi kecurangannya begitu nyata. Kenapa kentongan? Karena kentongan ini sudah familier di Indonesia," kata Ketua FormasNU Ahmad Rouf Qusyairi dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.
Gus Rouf, sapaan akrabnya, beranggapan pesta demokrasi 2024 sebagai pemilu yang paling rawan dengan kecurangan. Hal itu karena langkah politik putra Presiden RI Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, maju sebagai cawapres mendampingi Prabowo Subianto yang membuat kontestan lain seolah menghadapi petahana bayangan.
Oleh karena itu, kata Gus Rouf yang juga menjabat Deputi Santri Milenial di Timnas AMIN, mengajak kepada masyarakat untuk ikut serta dalam partisipasi publik lewat gerakan kentongan perubahan.
Gus Rouf mengatakan bahwa setiap kontestasi politik 5 tahunan selalu ada potensi kecurangan karena siapa pun yang terlibat akan menggunakan segala cara untuk mewujudkan cita-citanya berkuasa.
"Tinggal bagaimana cara untuk meminimalkan potensi kecurangan itu. Syukur-syukur bisa nol koma sekian persen. Karena ini menyangkut kualitas demokrasi, hasil kontestasi pileg maupun pilpres benar-benar punya legitimasi kuat dan dapat diterima publik," kata Gus Rouf dalam diskusi Polemik Trijaya.
Menurut dia, penggunaan kentongan menjadi simbol peringatan berbasis kebajikan lokal bahwa kondisi negara tidak sedang baik-baik saja.
"Apalagi pada saat yang sama, lembaga penyelenggara pemilu juga terlihat agak kendor," katanya.
Gus Rouf menyadari pada era digital seperti sekarang, kentongan sudah menjadi barang usang di mata milenial.
"Era digital itu memang menuntut kreativitas yang punya value. Makanya, kentongan ini menjadi tool atau alat untuk menyamakan frekuensi, tetap nanti diekspos melalui media sosial dan sebagainya," katanya menambahkan.
Baca juga: Timnas AMIN persilakan TKN laporkan Cak Imin jika ada pelanggaran
Baca juga: Timnas AMIN: Hal pribadi bercampur dengan kebijakan harus dipersoalkan
Sebelumnya, KPU RI telah menetapkan peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024, yakni pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md. nomor urut 3.
KPU juga telah menetapkan masa kampanye mulai 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, kemudian jadwal pemungutan suara pada tanggal 14 Februari 2024.
Pewarta: Khaerul Izan
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024
Tags: