Kapasitas pengolahan PT Meratus Jaya 315.000 ton
20 Agustus 2013 13:53 WIB
Sejumlah pekerja melakukan bongkar muat besi spons (iron sponge) dalam negeri yang dikirim dari pabrik PT Meratus Jaya Iron & Steel (MJIS) Kalimantan Selatan, di pelabuhan Krakatau Bandar Samudera, Cigading, Cilegon, Banten. (FOTO ANTARA/Asep Fathulrahman)
Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian (Sekjen Kemenperin) Ansari Bukhari mengatakan PT Meratus Jaya Iron & Steel di Batu Licin, Kalimantan Selatan, memiliki kapasitas pengolahan bijih besi menjadi besi spons sebanyak 315.000 ton.
"Kehadiran mega proyek industri hulu besi baja itu akan dapat mengurangi ketergantungan industri baja nasional terhadap bahan baku impor," kata Ansari Bukhari, di Jakarta, Selasa.
Ansari membacakan sambutan Menteri Perindustrian MS Hidayat pada pembukaan Pameran Kemampuan Industri Material Dasar Logam yang diadakan di Gedung Kementerian Perindustrian.
PT Meratus Jaya Iron & Steel menjadi salah satu peserta pada pameran tersebut. Perusahaan itu merupakan patungan antara dua perusahaan badan usaha milik negara, yaitu PT Krakatau Steel dengan PT Aneka Tambang.
"PT Meratus Jaya Iron & Steel merupakan salah satu mega proyek besi baja nasional yang sedang berjalan dan sangat memerlukan bahan baku mineral lokal," tutur Ansari.
Ansari mengatakan keberadaan PT Meratus Jaya Iron & Steel sejalan dengan moratorium dan langkah percepatan pembatasan ekspor bahan baku mineral pada 2014 sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batu Bara.
Undang-undang tersebut melarang ekspor mineral, termasuk "iron ore" sebagai bahan baku industri besi baja. Mineral yang diekspor harus melalui proses pengolahan untuk meningkatkan nilai tambah.
Pameran Kemampuan Industri Material Dasar Logam diikuti 37 perusahaan dan dua asosiasi itu berlangsung pada 20-23 Agustus 2013.
Pameran tersebut menampilkan beberapa produk unggulan industri seperti besi spons, "copper cathode", alumunium ekstrusi, baja lapis seng, pipa baja, kompor gas, pintu baja, atap baja ringan, tangki air, produk rumah tangga dan lain-lain.
"Kehadiran mega proyek industri hulu besi baja itu akan dapat mengurangi ketergantungan industri baja nasional terhadap bahan baku impor," kata Ansari Bukhari, di Jakarta, Selasa.
Ansari membacakan sambutan Menteri Perindustrian MS Hidayat pada pembukaan Pameran Kemampuan Industri Material Dasar Logam yang diadakan di Gedung Kementerian Perindustrian.
PT Meratus Jaya Iron & Steel menjadi salah satu peserta pada pameran tersebut. Perusahaan itu merupakan patungan antara dua perusahaan badan usaha milik negara, yaitu PT Krakatau Steel dengan PT Aneka Tambang.
"PT Meratus Jaya Iron & Steel merupakan salah satu mega proyek besi baja nasional yang sedang berjalan dan sangat memerlukan bahan baku mineral lokal," tutur Ansari.
Ansari mengatakan keberadaan PT Meratus Jaya Iron & Steel sejalan dengan moratorium dan langkah percepatan pembatasan ekspor bahan baku mineral pada 2014 sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batu Bara.
Undang-undang tersebut melarang ekspor mineral, termasuk "iron ore" sebagai bahan baku industri besi baja. Mineral yang diekspor harus melalui proses pengolahan untuk meningkatkan nilai tambah.
Pameran Kemampuan Industri Material Dasar Logam diikuti 37 perusahaan dan dua asosiasi itu berlangsung pada 20-23 Agustus 2013.
Pameran tersebut menampilkan beberapa produk unggulan industri seperti besi spons, "copper cathode", alumunium ekstrusi, baja lapis seng, pipa baja, kompor gas, pintu baja, atap baja ringan, tangki air, produk rumah tangga dan lain-lain.
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013
Tags: