BNPB imbau pemda bentuk program rumah tahan gempa
12 Januari 2024 16:12 WIB
Tangkapan layar Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto dalam Kaleidoskop Bencana 2023 dan Outlook Bencana 2024 di Jakarta, Jumat (12/1/2024). (ANTARA/Astrid Faidlatul Habibah)
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Suharyanto mengimbau pemerintah daerah (pemda) untuk membentuk program membangun rumah yang tahan gempa.
“Kita terus pacu kepada masyarakat dan pemerintah daerah bahwa harus punya program memperkuat rumah-rumah yang sekarang dibangun,” katanya dalam Kaleidoskop Bencana 2023 dan Outlook Bencana 2024 di Jakarta, Jumat.
Pembangunan rumah di Indonesia khususnya di Jawa, harus mulai tahan gempa karena belajar dari pengalaman sebelumnya seperti di Sumedang, Jawa Barat dengan gempa magnitudo 4,1 kemudian gempa magnitudo 4,8 ternyata, mampu meluluhlantakkan rumah-rumah warga.
“Itu kita pikir ah tidak ada masalah, gitu ya. Ternyata begitu kita sampai di sana banyak yang rusak,” ujarnya.
Baca juga: Banyak rumah rusak akibat gempa, BNPB soroti teknik pembangunan rumah
Menurut dia, mayoritas rumah masyarakat di Jawa, baik Jawa Tengah, Jawa Timur, maupun Jawa Barat, strukturnya tidak tahan gempa padahal daerah-daerah itu berpotensi mengalami gempa cukup besar.
Ia menjelaskan struktur bangunan yang tidak tahan gempa menyebabkan potensi menelan korban jiwa yang semakin besar mengingat sebenarnya korban jiwa pada gempa terjadi karena tertimpa runtuhan bangunan.
“Korban jiwa akibat gempa itu tidak ada. Korban jiwa akibat rubuh rumah itu yang menimbulkan luka dan meninggal,” kata Suharyanto.
Ia juga meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memastikan bangunan tujuh lantai ke bawah, tahan gempa karena bangunan yang lebih dari tujuh lantai sudah tahan gempa.
“Kita juga sudah bicara dengan Pak Gubernur tolong diperkuat untuk bangunan tujuh lantai ke bawah, itu pasti tidak tahan gempa. Kalau di DKI mungkin strukturnya dikasih besi atau apa,” katanya.
Baca juga: UI beri strategi efektif bangunan sederhana tahan gempa
Baca juga: Pemkab: Rumah tahan gempa penyintas gempa Cianjur banyak yang rusak
Baca juga: Pakar jelaskan cara masyarakat Minang bangun rumah yang tahan gempa
“Kita terus pacu kepada masyarakat dan pemerintah daerah bahwa harus punya program memperkuat rumah-rumah yang sekarang dibangun,” katanya dalam Kaleidoskop Bencana 2023 dan Outlook Bencana 2024 di Jakarta, Jumat.
Pembangunan rumah di Indonesia khususnya di Jawa, harus mulai tahan gempa karena belajar dari pengalaman sebelumnya seperti di Sumedang, Jawa Barat dengan gempa magnitudo 4,1 kemudian gempa magnitudo 4,8 ternyata, mampu meluluhlantakkan rumah-rumah warga.
“Itu kita pikir ah tidak ada masalah, gitu ya. Ternyata begitu kita sampai di sana banyak yang rusak,” ujarnya.
Baca juga: Banyak rumah rusak akibat gempa, BNPB soroti teknik pembangunan rumah
Menurut dia, mayoritas rumah masyarakat di Jawa, baik Jawa Tengah, Jawa Timur, maupun Jawa Barat, strukturnya tidak tahan gempa padahal daerah-daerah itu berpotensi mengalami gempa cukup besar.
Ia menjelaskan struktur bangunan yang tidak tahan gempa menyebabkan potensi menelan korban jiwa yang semakin besar mengingat sebenarnya korban jiwa pada gempa terjadi karena tertimpa runtuhan bangunan.
“Korban jiwa akibat gempa itu tidak ada. Korban jiwa akibat rubuh rumah itu yang menimbulkan luka dan meninggal,” kata Suharyanto.
Ia juga meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memastikan bangunan tujuh lantai ke bawah, tahan gempa karena bangunan yang lebih dari tujuh lantai sudah tahan gempa.
“Kita juga sudah bicara dengan Pak Gubernur tolong diperkuat untuk bangunan tujuh lantai ke bawah, itu pasti tidak tahan gempa. Kalau di DKI mungkin strukturnya dikasih besi atau apa,” katanya.
Baca juga: UI beri strategi efektif bangunan sederhana tahan gempa
Baca juga: Pemkab: Rumah tahan gempa penyintas gempa Cianjur banyak yang rusak
Baca juga: Pakar jelaskan cara masyarakat Minang bangun rumah yang tahan gempa
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024
Tags: