Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyatakan ritual Sangkep Warige (penentuan puncak) untuk Bau Nyale (menangkap cacing laut) di Pantai Seger, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika digelar 14 Januari 2024.

"Sangkep Warige Bau Nyale digelar di Wisata Ende Desa Sengkol, pada Minggu 14 Januari 2024," kata Plt Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Tengah Lendek Jayadi di Praya, Jumat.

Dalam ritual Sangkep Warige Bau Nyale yang merupakan tradisi masyarakat sasak tersebut melibatkan tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemuda dan para budayawan. Mereka akan menyampaikan pendapat tentang tanda-tanda alam dan waktu yang dapat dijadikan acuan penentuan puncak Bau Nyale 2024.

"Kapan waktu Bau Nyale 2024 itu tergantung hasil Sangkep Warige yang digelar," katanya.

Ia mengatakan untuk agenda dalam rangka menyambut Baik Nyale itu akan dibahas lebih lanjut bersama pihak terkait setelah waktu Bau Nyale itu ditentukan. Kegiatan yang dilaksanakan tidak beda dengan tahun sebelumnya seperti perasaan, karnaval dan pemilihan Putri Mandalika serta kegiatan hiburan lainnya di malam puncak.

Baca juga: Bau Nyale, festival legendaris dari Lombok

Baca juga: Hidangan unik nyale khas Lombok, hanya ada setahun sekali


"Lokasi kegiatan kita rencanakan fokus di KEK Mandalika,"katanya.

Ia berharap dengan ada ajang Bau Nyale yang merupakan tradisi masyarakat sasak dalam sekali setahun itu bisa meningkatkan kunjungan pariwisata di NTB dan Lombok Tengah khususnya.
"Bau Nyale ini bisa menjadi wahana untuk promosi pariwisata Lombok Tengah," katanya.

Bau Nyale adalah sebuah pesta atau upacara yang dikenal dengan Bau Nyale. Kata Bau berasal dari Bahasa Sasak yang berarti menangkap sedangkan kata Nyale berarti cacing laut yang hidup di lubang-lubang batu karang di bawah permukaan laut.

Bau Nyale merupakan suatu acara adat yang muncul berkat sebuah legenda tentang Putri Mandalika yang rela berkorban untuk kepentingan masyarakat. Sehingga masyarakat mempercayai bahwa nyale adalah jelmaan dari Putri Mandalika.

Dan sebagai bentuk penghormatan, diadakan ritual adat setiap tanggal 20 pada bulan 10 (menurut perhitungan Kalender Sasak), bertepatan dengan waktu di mana Putri Mandalika menghilang.

Baca juga: Ribuan wisatawan ikut berburu di puncak Festival Bau Nyale Mandalika

Baca juga: Merangkai Festival Bau Nyale menjadi wisata mendunia