Cabai Katokkon dari Toraja cocok dikembangkan di Kepulauan Seribu
11 Januari 2024 19:35 WIB
Komoditas cabai unggulan Tana Toraja, Sulawesi Selatan, "Cabai Katokkon" berhasil dipanen petani Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta, Kamis (11/1/2024). ANTARA/HO-Kominfotik Kepulauan Seribu
Jakarta (ANTARA) - Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Kepulauan Seribu menyebutkan komoditas unggulan dari Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Cabai Katokkon, cocok dikembangkan di kabupaten di Provinsi DKI Jakarta itu dengan metode penanaman di dalam pot.
Kepala Seksi Ketahanan Pangan (Sudin) KPKP Kepulauan Seribu, Parsan di Jakarta Utara, Kamis, mengatakan petani urban asal Pulau Lancang, Ishak (40) menanam cabai tersebut dalam 12 pot di rumahnya dan tumbuh sampai bisa dipanen
Hal itu patut dijadikan contoh. "Cara menanam sama dengan cabai rawit biasanya, tadi kami berhasil panen cabai sebanyak empat kilogram dari 12 pohon dalam pot," kata Parsan.
Bentuk Cabai Katokkon di Kepulauan Seribu mirip seperti paprika, yakni seperti lonceng berukuran mini, namun rasanya pedas. Saat masih muda, Cabai Katokkon itu berwarna hijau, lalu berubah menjadi kuning-jingga dan merah sempurna saat matang.
Baca juga: Pemkot Jakpus panen cabai guna tingkatkan ketahanan pangan akhir tahun
Dengan keberhasilan itu, Sudin KPKP Kepulauan Seribu terus menyerukan kepada kelompok petani di pulau itu untuk melanjutkan pengembangan Cabai Katokkon serta pembinaan kepada warga lokal.
"Minimal satu pintu punya satu polybag atau tanaman cabai di rumahnya," kata Parsan.
Harga Cabai Katokkon dinilai relatif lebih stabil dibandingkan jenis cabai rawit merah lainnya. Hal itu bisa mendukung peningkatan ekonomi dan kesejahteraan para petani dan keluarganya.
Selain itu, jika masyarakat pulau mengembangkan tanaman cabai sendiri, maka pasokan cabai tidak lagi bergantung dari luar daerah sehingga harga cabai juga akan stabil.
Baca juga: BPS: Cabai merah jadi penyumbang utama inflasi bulanan pada Desember
Pengembangan cabai melalui pertanian perkotaan (urban) juga menjadi salah satu arahan dalam Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi pangan di DKI Jakarta.
"Arahan Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, untuk menekan inflasi daerah. Karena harga dari cabai sangat berpengaruh," kata Parsan.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), harga komoditas cabai, terutama cabai merah, berpengaruh terhadap tingkat inflasi sebesar 0,06 persen.
Komoditas penyumbang utama peningkatan inflasi lainnya ialah bawang merah dengan andil inflasi sebesar 0,04 persen, tomat (0,03). cabai rawit (0,02), beras (0,02) serta telur ayam ras dengan andil inflasi sebesar 0,02 persen.
Baca juga: BI DKI bagikan 100 ribu bibit cabai untuk dukung pengendalian inflasi
Kepala Seksi Ketahanan Pangan (Sudin) KPKP Kepulauan Seribu, Parsan di Jakarta Utara, Kamis, mengatakan petani urban asal Pulau Lancang, Ishak (40) menanam cabai tersebut dalam 12 pot di rumahnya dan tumbuh sampai bisa dipanen
Hal itu patut dijadikan contoh. "Cara menanam sama dengan cabai rawit biasanya, tadi kami berhasil panen cabai sebanyak empat kilogram dari 12 pohon dalam pot," kata Parsan.
Bentuk Cabai Katokkon di Kepulauan Seribu mirip seperti paprika, yakni seperti lonceng berukuran mini, namun rasanya pedas. Saat masih muda, Cabai Katokkon itu berwarna hijau, lalu berubah menjadi kuning-jingga dan merah sempurna saat matang.
Baca juga: Pemkot Jakpus panen cabai guna tingkatkan ketahanan pangan akhir tahun
Dengan keberhasilan itu, Sudin KPKP Kepulauan Seribu terus menyerukan kepada kelompok petani di pulau itu untuk melanjutkan pengembangan Cabai Katokkon serta pembinaan kepada warga lokal.
"Minimal satu pintu punya satu polybag atau tanaman cabai di rumahnya," kata Parsan.
Harga Cabai Katokkon dinilai relatif lebih stabil dibandingkan jenis cabai rawit merah lainnya. Hal itu bisa mendukung peningkatan ekonomi dan kesejahteraan para petani dan keluarganya.
Selain itu, jika masyarakat pulau mengembangkan tanaman cabai sendiri, maka pasokan cabai tidak lagi bergantung dari luar daerah sehingga harga cabai juga akan stabil.
Baca juga: BPS: Cabai merah jadi penyumbang utama inflasi bulanan pada Desember
Pengembangan cabai melalui pertanian perkotaan (urban) juga menjadi salah satu arahan dalam Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi pangan di DKI Jakarta.
"Arahan Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, untuk menekan inflasi daerah. Karena harga dari cabai sangat berpengaruh," kata Parsan.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), harga komoditas cabai, terutama cabai merah, berpengaruh terhadap tingkat inflasi sebesar 0,06 persen.
Komoditas penyumbang utama peningkatan inflasi lainnya ialah bawang merah dengan andil inflasi sebesar 0,04 persen, tomat (0,03). cabai rawit (0,02), beras (0,02) serta telur ayam ras dengan andil inflasi sebesar 0,02 persen.
Baca juga: BI DKI bagikan 100 ribu bibit cabai untuk dukung pengendalian inflasi
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024
Tags: