Korut setuju selenggarakan reuni keluarga dengan Korsel
18 Agustus 2013 21:11 WIB
ilustrasi Ketua delegasi pekerja Korea Selatan, Suh Ho (kiri), menjabat tangan rekan dari negara tetanga Korea Utara, Park Choi-su saat tiba di Tongilgak wilayah Korea Utara desa gencatan senjara Panmunjom zona demiliterisasi, utara Seoul, Sabtu (6/7). (REUTERS/Korea Pool/Yonhap)
Seoul (ANTARA News)- Korea Utara, Minggu mengatakan pihaknya menyetujui usul Korea Selatan untuk memulai kembali reuni bagi keluarga yang terpisah sejak Perang Korea tahun 1950--1953, dalam satu tanda lain meredakan ketegangan.
Korut setuju menyelenggarakan reuni keluarga dalam hari libur Chuseok yang jatuh pada 19 September seperti yang diusulkan Korsel, kata Komite Pyongyang bagi Reunifikasi damai Korea dalam satu pernyataan di media resmi.
Korut juga mengusulkan reuni-reuni keluarga tidak langsung melalui konferensi video sekitar 4 Oktober-- ulang tahun KTT antar-Korea tahun 2007, kata kantor berita resmi Korut KCNA (Korean Central News Agency).
Langkah itu datang beberapa hari setelah Presiden Korsel Park Geun-Hye Kamis lalu mendesak Pyongyang "membuka hati" dan setuju menyelenggarakan reuni keluarga pertama sejak tahun 2010.
Para pejabat Palang Merah dari kedua pihak akan menyelenggarakan satu pertemuan 23 Agustus seperti yang diusulkan Seoul untuk membicarakan rinciannya, Korut mengatakan mereka mengusulkan daerah wisata Gunung Kumgang di Korut sebagai tempat perundingan itu.
"Kini waktunya bagi Korut dan Korsel untuk melakukan usaha-usaha bersama guna memperbaiki hubungan kedua negara bagi perdamaian dan kesejahteraan bersama di semenanjung Korea, kata pernyataan itu.
Hubungan kedua negara membaik baru-baru ini setelah berulan-bulan tegang. Pekan lalu kedua pihak sepakat untuk membuka kembali kompleks industri bersama Kaesong yang ditutup sejak April.
Korut Ahad mengusulkan satu pertemuan terpisah pada 22 Agustus untuk membicarakan pembukaan kembali daerah wisata Gunung Kumgang, dan berjanji akan membicarakan kekhawatiran-kekhawatiran penting Seoul termasuk menjamin keselamatan para wisatawan.
Kumgang adalah proyek kerja sama pertama antar-Korea, dan ribuan warga Korsel mengunjungi daerah wisata yang didanai Seoul di Korut antara tahun 1998 dan 2008.
Korsel menangguhkan kunjungan itu setelah seorang tentara Korut menembak mati seorang wisatawan yang tersesat di satu daerah yang terlarang.
"Pembukaan kembali kunjungan-kunjungan itu akan membawa kegembiraan yang lebih besar bagi semua warga Korea," kata pernyataan itu yang dikutip dari AFP.
(H-RN)
Korut setuju menyelenggarakan reuni keluarga dalam hari libur Chuseok yang jatuh pada 19 September seperti yang diusulkan Korsel, kata Komite Pyongyang bagi Reunifikasi damai Korea dalam satu pernyataan di media resmi.
Korut juga mengusulkan reuni-reuni keluarga tidak langsung melalui konferensi video sekitar 4 Oktober-- ulang tahun KTT antar-Korea tahun 2007, kata kantor berita resmi Korut KCNA (Korean Central News Agency).
Langkah itu datang beberapa hari setelah Presiden Korsel Park Geun-Hye Kamis lalu mendesak Pyongyang "membuka hati" dan setuju menyelenggarakan reuni keluarga pertama sejak tahun 2010.
Para pejabat Palang Merah dari kedua pihak akan menyelenggarakan satu pertemuan 23 Agustus seperti yang diusulkan Seoul untuk membicarakan rinciannya, Korut mengatakan mereka mengusulkan daerah wisata Gunung Kumgang di Korut sebagai tempat perundingan itu.
"Kini waktunya bagi Korut dan Korsel untuk melakukan usaha-usaha bersama guna memperbaiki hubungan kedua negara bagi perdamaian dan kesejahteraan bersama di semenanjung Korea, kata pernyataan itu.
Hubungan kedua negara membaik baru-baru ini setelah berulan-bulan tegang. Pekan lalu kedua pihak sepakat untuk membuka kembali kompleks industri bersama Kaesong yang ditutup sejak April.
Korut Ahad mengusulkan satu pertemuan terpisah pada 22 Agustus untuk membicarakan pembukaan kembali daerah wisata Gunung Kumgang, dan berjanji akan membicarakan kekhawatiran-kekhawatiran penting Seoul termasuk menjamin keselamatan para wisatawan.
Kumgang adalah proyek kerja sama pertama antar-Korea, dan ribuan warga Korsel mengunjungi daerah wisata yang didanai Seoul di Korut antara tahun 1998 dan 2008.
Korsel menangguhkan kunjungan itu setelah seorang tentara Korut menembak mati seorang wisatawan yang tersesat di satu daerah yang terlarang.
"Pembukaan kembali kunjungan-kunjungan itu akan membawa kegembiraan yang lebih besar bagi semua warga Korea," kata pernyataan itu yang dikutip dari AFP.
(H-RN)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013
Tags: