Jakarta (ANTARA News) - Duta besar Indonesia untuk Amerika Serikat Dino Patti Djalal mengatakan perlu strategi pemasaran pencak silat di luar negeri sehingga bisa mengangkat harkat dan martabat bangsa.

"Kita bangga terhadap pencak silat namun orang lain belum tentu. Misalnya taekwondo, bukan hanya sebagai olahraga tetapi cara hidup," kata Dino dalam diskusi bertajuk "Pencak Silat for The World" dalam rangkaian acara Kongres Diaspora Indonesia II di Jakarta Convention Center, Jakarta, Minggu.

Dia mengatakan dalam memasarkan pencak silat itu harus disesuaikan dengan selera pasar yang beragam. Menurut dia dengan langkah tersebut pencak silat tidak hanya ada di Indonesia tetapi di dunia dan dari tradisional menjadi modern.

"Selera orang di luar negeri bagaimana karena itu perlu disesuaikan dengan selera pasar, karena beragam sehingga perlu diperhatikan," ujarnya.

Selain itu, menurut dia, para pelatih pencak silat di luar negeri masih memiliki kendala dalam bahasa dalam mengajarkan olahraga tersebut. Karena itu menurut dia, perlu dilakukan lokakarya bagi para pelatih tersebut terkait kendala bahasa.

"Tantangan lain adalah bagaimana bisa masuk di banyak sekolah di luar negeri. Dan target besar adalah masuk olimpiade," katanya.

Ketua Umum KONI Pusat Tono Suratman menilai prestasi olahraga khususnya pencak silat tidak bisa terpisahkan dalam pembangunan bangsa. Dia menilai pembinaan olahraga merupakan modal bangsa namun juga menjadi parameter kehormatan dan kebangsaan dengan variabelnya.

"Prestasi olahraga sekarang untuk proyeksi kebangsaan. KONI tempatkan peran stategisnya untuk pembinaan olahraga lain dalam memelihara sistem olahraga nasional yang diamanatkan undang-undang sistem keolahragaan nasional," ujarnya.

Tono menyarankan dibangun sinergitas antara KONI, IPSI, Kemenpora dan asosiasi-asosiasi pencak silat di luar negeri. Hal itu menurut dia untuk menyatukan persepsi dan integrasi dalam wadah pencak silat dan membangun komunikasi secara menyeluruh pencak silat internasional.

"Kedua, untuk masuk di Olimpiade, perlu diantisipasi dengan menyusun persiapannya. Kongres Diaspora Indonesia kedua ini menjadi tonggak perkembangan olahraga," ujarnya.
(I028/I015)