Saudi akan kirim tiga rumah sakit lapangan ke Mesir
18 Agustus 2013 06:55 WIB
Anggota Ikhwanul Muslimin berlarian dari gas air mata dan peluru karet yang ditembakkan oleh polisi anti huru-hara saat terjadi bentrokan di sekitar Universitas Kairo dan Lapangan Nahdet Misr, tempat mereka mendirikan tenda di Giza, Rabu (14/8). (REUTERS/Mohamed Abd El Ghany )
Jeddah, Arab Saudi (ANTARA News) - Raja Arab Saudi Abdullah pada Sabtu memerintahkan pengiriman tiga rumah sakit lapangan ke Mesir. Keputusan itu muncul sehari setelah Saudi menyatakan diri mendukung Kairo dalam tindakan keras terhadap demonstran Ikhwanul Muslimin.
Langkah ini bertujuan untuk "menunjukkan sikap dan mendukung saudara kami rakyat Mesir, dan untuk mengurangi beban rumah sakit setempat," kata seorang pejabat Saudi dikutip oleh kantor berita resmi SPA.
Rumah sakit itu akan datang dengan staf dokter dan teknisi lengkap, kata pejabat yang tidak disebutkan namanya itu.
Raja Abdullah pada Jumat menyatakan dukungan kerajaannya terhadap rakyat Mesir yang sedang memerangi "terorisme". Hal itu diungkapkan pada saat tentara dan pasukan keamanan terus melakukan tindakan keras terhadap pendukung presiden terguling Mohamed Moursi.
Mesir telah empat hari mengalami pertumpahan darah sejak Rabu, ketika sekitar 600 orang tewas dalam bentrokan dengan polisi yang membubarkan kamp pendukung Moursi.
Pemerintah mengatakan Sabtu bahwa 173 orang telah tewas dalam 24 jam terakhir.
Setelah Moursi ditumbangkan oleh tentara bulan lalu, Arab Saudi,
Uni Emirat Arab dan Kuwait berjanji total gabungan bantuan 12 miliar dolar AS untuk mendukung ekonomi Mesir yang goyah.
(Uu.H-AK/
Langkah ini bertujuan untuk "menunjukkan sikap dan mendukung saudara kami rakyat Mesir, dan untuk mengurangi beban rumah sakit setempat," kata seorang pejabat Saudi dikutip oleh kantor berita resmi SPA.
Rumah sakit itu akan datang dengan staf dokter dan teknisi lengkap, kata pejabat yang tidak disebutkan namanya itu.
Raja Abdullah pada Jumat menyatakan dukungan kerajaannya terhadap rakyat Mesir yang sedang memerangi "terorisme". Hal itu diungkapkan pada saat tentara dan pasukan keamanan terus melakukan tindakan keras terhadap pendukung presiden terguling Mohamed Moursi.
Mesir telah empat hari mengalami pertumpahan darah sejak Rabu, ketika sekitar 600 orang tewas dalam bentrokan dengan polisi yang membubarkan kamp pendukung Moursi.
Pemerintah mengatakan Sabtu bahwa 173 orang telah tewas dalam 24 jam terakhir.
Setelah Moursi ditumbangkan oleh tentara bulan lalu, Arab Saudi,
Uni Emirat Arab dan Kuwait berjanji total gabungan bantuan 12 miliar dolar AS untuk mendukung ekonomi Mesir yang goyah.
(Uu.H-AK/
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013
Tags: