Restorasi platform menara Bakan Angkor Wat di Kamboja rampung
10 Januari 2024 21:13 WIB
Pekerjaan restorasi pada platform menara Bakan tenggara Angkor Wat yang terkenal di Kamboja telah rampung, demikian disampaikan Otoritas Nasional Apsara (Apsara National Authority/ANA) dalam sebuah siaran pers pada Selasa (9/1). (Xinhua)
Phnom Penh (ANTARA) - Pekerjaan restorasi pada platform menara Bakan tenggara Angkor Wat yang terkenal di Kamboja telah rampung, demikian disampaikan Otoritas Nasional Apsara (Apsara National Authority/ANA) dalam sebuah siaran pers pada Selasa (9/1).
Angkor Wat merupakan kuil utama di Taman Arkeologi Angkor yang terdaftar di UNESCO di Provinsi Siem Reap, Kamboja barat laut, dan ANA adalah lembaga pemerintah yang bertanggung jawab untuk mengelola, menjaga, serta melestarikan taman kuno tersebut.
Kham Mony, seorang arsitek yang bertanggung jawab atas situs restorasi menara Bakan, mengatakan bahwa platform menara Bakan bagian tenggara sudah lapuk karena usia, akar pohon, dan air hujan yang mengikis fondasi lateritnya. Dia juga mengatakan bahwa pekerjaan restorasi tersebut dimulai pada Januari tahun lalu.
"Tim kami telah memperbaiki 292 batu yang rusak, dan menata kembali batu-batu tersebut ke tempat semula," ujarnya.
"Kami berharap setelah restorasi selesai, menara Bakan Angkor Wat akan menjadi lokasi utama yang dikunjungi oleh para wisatawan," sebutnya.
Taman Arkeologi Angkor yang memiliki luas 401 km persegi itu merupakan rumah bagi 91 kuil kuno, yang dibangun dari abad kesembilan hingga abad ke-13.
Destinasi wisata paling populer di negara kerajaan itu menarik hampir 800.000 pengunjung internasional pada 2023, melonjak 177 persen dari hanya 287.454 pengunjung pada tahun sebelumnya, ungkap Angkor Enterprise yang merupakan perusahaan milik negara.
Mereka menambahkan bahwa situs ini meraup pendapatan sebesar 37,1 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp15.518) dari penjualan tiket tahun lalu, naik 222 persen dari 11,5 juta dolar AS pada tahun sebelumnya.
Angkor Wat merupakan kuil utama di Taman Arkeologi Angkor yang terdaftar di UNESCO di Provinsi Siem Reap, Kamboja barat laut, dan ANA adalah lembaga pemerintah yang bertanggung jawab untuk mengelola, menjaga, serta melestarikan taman kuno tersebut.
Kham Mony, seorang arsitek yang bertanggung jawab atas situs restorasi menara Bakan, mengatakan bahwa platform menara Bakan bagian tenggara sudah lapuk karena usia, akar pohon, dan air hujan yang mengikis fondasi lateritnya. Dia juga mengatakan bahwa pekerjaan restorasi tersebut dimulai pada Januari tahun lalu.
"Tim kami telah memperbaiki 292 batu yang rusak, dan menata kembali batu-batu tersebut ke tempat semula," ujarnya.
"Kami berharap setelah restorasi selesai, menara Bakan Angkor Wat akan menjadi lokasi utama yang dikunjungi oleh para wisatawan," sebutnya.
Taman Arkeologi Angkor yang memiliki luas 401 km persegi itu merupakan rumah bagi 91 kuil kuno, yang dibangun dari abad kesembilan hingga abad ke-13.
Destinasi wisata paling populer di negara kerajaan itu menarik hampir 800.000 pengunjung internasional pada 2023, melonjak 177 persen dari hanya 287.454 pengunjung pada tahun sebelumnya, ungkap Angkor Enterprise yang merupakan perusahaan milik negara.
Mereka menambahkan bahwa situs ini meraup pendapatan sebesar 37,1 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp15.518) dari penjualan tiket tahun lalu, naik 222 persen dari 11,5 juta dolar AS pada tahun sebelumnya.
Pewarta: Xinhua
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2024
Tags: