Ketua Program Studi (Prodi) Teknologi Manufaktur Untag Surabaya Yusuf Eko Nurcahyo di Surabaya, Rabu, menyampaikan bahwa mobil ini merupakan generasi kedua dari mobil listrik Aurora yang dibuat pada tahun 2017 dengan dosen yang bersinergi dengan mahasiswa Prodi Teknik Elektro, Teknologi Listrik, dan Teknologi Manufaktur.
"Mobil listrik Sancaka generasi kedua ini memberikan inovasi dan pengembangan dalam konsep rancangan mobil listrik," katanya.
Baca juga: Sistekin Untag gandeng Google Cloud dukung pembelajaran komputasi awan
"Secara umum, pengembangan mobil listrik Sancaka ini meliputi berat mobil 180 kilogram dari berat awal 225 kilogram, mengganti teknologi baterai dari Lithium Ion menjadi baterai LiFeP04, meningkatkan piston cakram pada sistem pengereman, membuat bodi mobil menjadi aerodinamis menggunakan fiber karbon, sistem pengereman menggunakan gear rack untuk meringankan putaran setir, sistem kontrol dan rangka mobil," ujarnya.
Yusuf menambahkan bahwa mobil listrik Sancaka tidak menggunakan teknologi power steering dengan alasan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan baterai mobil.
Baca juga: Mahasiswa Untag buat Portal Zonasi petakan kejahatan di Surabaya
"Ke depan kami menargetkan pengembangan dan merancang bodi untuk kompetisi KMHE dan FSE melalui hibah yang diperoleh dari Untag Surabaya,” ucapnya.
Pengembangan mobil listrik Sancaka juga turut menggandeng mahasiswa semester lima untuk meningkatkan kreativitas mereka.
Empat mahasiswa yang tergabung dalam pengembangan mobil listrik Sancaka, yakni Muhammad Akbar Syahputra dari Prodi Teknologi Manufaktur, Yohanis Fransiskus Toni dari Prodi Teknologi Manufaktur, Arga Dias Apriansyah dari Prodi Teknologi Listrik, dan Siti Lutfiana dari Prodi Teknologi Listrik.
Baca juga: Untag tawarkan pemanfaatan bahan baku alam di konferensi internasional
"Kami berharap pada persiapan pengembangan ini, top speed mobil dapat ditingkatkan lebih dari sebelumnya. Selain itu, kami juga berharap bisa meraih prestasi di bidang kompetisi mobil listrik," katanya.