Pemilu 2024
Said Iqbal tegaskan komitmen partai buruh dukung reformasi agraria
10 Januari 2024 14:39 WIB
Presiden Partai Buruh Said Iqbal saat kegiatan tanam serentak di 427 hektare padi sawah yang diadakan Serikat Petani Indonesia (SPI) di Desa Sukamulya, Indramayu, Jawa Barat, Selasa (9/1/2024). (ANTARA/HO-Partai Buruh)
Jakarta (ANTARA) - Presiden Partai Buruh Said Iqbal menegaskan komitmen partainya dalam mendukung reformasi agraria dan kedaulatan pangan.
"Kami tidak hanya omong-omong soal kedaulatan pangan," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.
Komitmen itu disampaikan Said saat kegiatan tanam serentak di 427 hektare padi sawah yang diadakan Serikat Petani Indonesia (SPI) di Desa Sukamulya, Indramayu, Jawa Barat.
Dia menjelaskan, ketersediaan pupuk, benih, dan tanah adalah satu nafas untuk petani. Oleh karena itu, hal tersebut harus menjadi tanggung jawab negara.
"Subsidi bukan kepada pabrik-pabrik pupuk dan sentra-sentra benih oleh korporasi. Subsidi itu untuk membangun daulat pangan," katanya menegaskan.
Dia mencontohkan SPI telah berhasil mencetuskan kawasan daulat pangan di Tuban. Kata dia, kawasan tersebut diterapkan agroekologi dan memanfaatkan pupuk kompos dari kandang-kandang sapi di sekitar sawah, dan tidak lagi menggunakan pestisida.
"Kemudian benihnya adalah benih lokal akhirnya hasil yang dicapai adalah tiga kali lipat. Jadi, Partai Buruh bukan sekedar omon-omon. Partai buruh sudah bertindak melalui inisiatornya Serikat petani Indonesia," jelasnya.
Said menyebutkan saat ini konflik agraria yang paling utama dihadapi petani ialah pengadaan benih dan pupuk.
Dia menyatakan jika Partai Buruh menang pemilu, pihaknya akan menyerahkan tanah seluas 12 juta hektare kepada petani untuk kedaulatan pangan dan agroekologi
"Dan koperasi-koperasi semacam dulu dihidupkan lagi, tapi koperasi ini bukan seperti zaman orde Baru yang mengelola adalah negara dan elite kota yang masuk ke desa. Namun, dioperasi dan dikelola langsung oleh para petani," ungkapnya.
Lanjut dia, berdasarkan hasil survei internal, elektabilitas Partai Buruh sudah 4,77 persen dan yakin akan lolos ke Senayan.
Dia menyebutkan dengan demikian partai buruh dapat mewujudkan aspirasi seluruh Indonesia, termasuk para petani di desa Sukamulya Indramayu.
"Kami tidak hanya omong-omong soal kedaulatan pangan," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.
Komitmen itu disampaikan Said saat kegiatan tanam serentak di 427 hektare padi sawah yang diadakan Serikat Petani Indonesia (SPI) di Desa Sukamulya, Indramayu, Jawa Barat.
Dia menjelaskan, ketersediaan pupuk, benih, dan tanah adalah satu nafas untuk petani. Oleh karena itu, hal tersebut harus menjadi tanggung jawab negara.
"Subsidi bukan kepada pabrik-pabrik pupuk dan sentra-sentra benih oleh korporasi. Subsidi itu untuk membangun daulat pangan," katanya menegaskan.
Dia mencontohkan SPI telah berhasil mencetuskan kawasan daulat pangan di Tuban. Kata dia, kawasan tersebut diterapkan agroekologi dan memanfaatkan pupuk kompos dari kandang-kandang sapi di sekitar sawah, dan tidak lagi menggunakan pestisida.
"Kemudian benihnya adalah benih lokal akhirnya hasil yang dicapai adalah tiga kali lipat. Jadi, Partai Buruh bukan sekedar omon-omon. Partai buruh sudah bertindak melalui inisiatornya Serikat petani Indonesia," jelasnya.
Said menyebutkan saat ini konflik agraria yang paling utama dihadapi petani ialah pengadaan benih dan pupuk.
Dia menyatakan jika Partai Buruh menang pemilu, pihaknya akan menyerahkan tanah seluas 12 juta hektare kepada petani untuk kedaulatan pangan dan agroekologi
"Dan koperasi-koperasi semacam dulu dihidupkan lagi, tapi koperasi ini bukan seperti zaman orde Baru yang mengelola adalah negara dan elite kota yang masuk ke desa. Namun, dioperasi dan dikelola langsung oleh para petani," ungkapnya.
Lanjut dia, berdasarkan hasil survei internal, elektabilitas Partai Buruh sudah 4,77 persen dan yakin akan lolos ke Senayan.
Dia menyebutkan dengan demikian partai buruh dapat mewujudkan aspirasi seluruh Indonesia, termasuk para petani di desa Sukamulya Indramayu.
Pewarta: Fauzi
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2024
Tags: