Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Agama terus memantau perkembangan kondisi di Mesir, khususnya yang terkait dengan keberadaan dan keselamatan anak bangsa yang sedang belajar di sana.

"Kita terus memantau dan siaga untuk memulangkan mereka ke Indonesia. Kalau memang kondisinya tidak memungkinkan untuk mereka tinggal di sana, akan segera kita lakukan upaya supaya mereka bisa segera kembali ke Tanah Air dengan keadaan selamat," kata Menteri Agama Suryadharma Ali di Jakarta, Jumat.
Bentrokan berdarah telah terjadi di Mesir pada Rabu, 14 Agustus 2013.

Kekerasan itu terjadi antara pendukung mantan Presiden Mesir Mohamad Moursi dan para pendukung pemerintahan baru hasil kudeta militer yang menggulingkan Moursi dari tampuk pemimpin pemerintahan.

Peristiwa itu bermula ketika aparat polisi Mesir bergerak untuk membersihkan kamp-kamp demonstran pendukung presiden terguling Mohamed Morsi di Kairo. Menurut pemerintah Mesir, sekitar 525 orang tewas dalam kejadian berdarah.

Menag mengimbau kepada seluruh mahasiswa dan mahasiswi Indonesia yang berada di Mesir untuk menjauhi tempat yang tidak aman sehingga keselamatan mereka bisa terjaga.

Selain itu, para pelajar juga diimbau untuk tidak ikut terlibat dan melibatkan diri pada kegiatan politik dalam negeri Mesir.

Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mengingatkan seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Mesir untuk menghindari tempat-tempat yang menjadi lokasi bentrokan dan tidak ikut-ikutan dalam konflik di dalam negeri itu.

"Jika kondisi politik di Mesir pulih, Kementerian Agama akan mengembalikan mereka ke perguruan tinggi masing-masing," kata Menag.