New York (ANTARA News) - Kurs dolar AS diperdagangkan lebih rendah terhadap euro pada Jumat pagi WIB, menghapus lompatan awal didorong perbaikan kuat data klaim pengangguran yang menunjukkan pasar tenaga kerja semakin lebih baik.
Dolar naik menjadi 1,3206 dolar per satu euro segera setelah data ketenagakerjaan diumumkan, menunjukkan dorongan lebih besar untuk Federal Reserve bergerak menuju uang yang lebih ketat.
Itu datang bersama dengan lonjakan tajam imbal hasil obligasi negara AS, ke tingkat tertinggi mereka dalam dua tahun.
Namun data lain menunjukkan pertumbuhan lebih lemah, termasuk angka inflasi yang lemah, mengimbangi angka klaim pengangguran yang baik dan greenback jatuh kembali, seperti halnya imbal hasil obligasi.
Pada 21.00 GMT (Jumat 04.00 WIB) euro diperdagangkan 1,3346 dolar, dibandingkan dengan 1,3255 dolar pada Rabu sore. Demikian diberitakan AFP.
"Volatilitas dolar AS hari ini mencerminkan ketidakpastian tentang prospek ekonomi AS," kata Kathy Lien dari BK Asset Management.
"Sementara pengurangan stimulus oleh Federal Reserve tidak bisa dihindari, laporan ekonomi AS terbaru membuat investor bertanya-tanya apakah bank sentral bertindak prematur dalam bergerak menuju pengurangan program stimulus."
Sementara yen menguat setelah kabinet Jepang mempertahankan pandangannya bahwa perekonomiannya terus menguat.
Dolar dibeli 97,36 yen, dibandingkan dengan 98,14 yen pada Rabu, dan euro di 129,96 yen, turun dari 130,08 yen.
Pound Inggris naik menjadi 1,5639 dolar dari 1,5501 dolar, dan dolar jatuh menjadi 0,9258 franc Swiss dari 0,9354 franc.
(A026)
Dolar hapus kenaikan awal berakhir lebih rendah
16 Agustus 2013 06:20 WIB
ILUSTRASI- Mata uang dolar Amerika Serikat (greenback). (FOTO ANTARA/Yudhi Mahatma)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013
Tags: