Petinggi MPR sarankan Indonesia bantu solusi untuk Mesir
Anggota Ikhwanul Muslimin dan pendukung Presiden Mesir yang digulingkan Muhammad Moursi berlarian dari gas air mata dan peluru karet yang ditembakkan oleh polisi anti huru-hara saat terjadi bentrokan di sekitar Universitas Kairo dan Lapangan Nahdet Misr, tempat mereka mendirikan tenda di Giza, Rabu (14/8/13). Pasukan keamanan Mesir menewaskan setidaknya 30 orang Rabu lalu saat mereka membersihkan sebuah tenda berisi pengunjuk rasa yang menuntut diangkatnya kembali Presiden Moursi, menurut keterangan dari Ikhwanul Muslimin. (REUTERS/Mohamed Abd El Ghany)
"Indonesia harus tawarkan solusi ke Mesir. Sodorkan solusi-solusi jalan tengah agar segera berakhir krisis di Mesir dengan damai," kata Hajriyanto di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Kamis.
Selain itu, ia juga mendesak pemerintah Indonesia untuk bersuara dan mengecam aksi brutal yang dilakukan oleh militer dan penguasa Mesir.
"Indonesia diminta bersuara ke dunia internasional, terutama ke negara-negara Islam. Indonesia harus nyatakan kekecewaan, kecaman, mengutuk aksi penembakan masyarakat sipil dan kondisi di Mesir," kata politisi Partai Golkar itu.
Sementara itu, Ketua DPR RI, Marzuki Alie meminta negara-negara Islam yang tergabung dalam OKI untuk menyatakan sikap karena apa yang terjadi di Mesir dikarenakan oleh pemerintahannya sendiri.
"Sesama negara OKI untuk berkumpul menyatakan sikap bersama terhadap apa yang terjadi di Mesir. Karena kalau kita lihat bom Bali itu cuma sekian, ini sudah banyak yang meninggal, dan ribuan yang luka. Bom Bali dilakukan oleh teroris. Sedangkan yang terjadi di Mesir oleh penguasa yang jelas keberadaannya," kata Marzuki.
Himbauan itu tak hanya kepada negara-negara Islam semata. Marzuki juga menghimbau agar negara-negara yang selama ini mendengungkan demokrasi dan HAM juga bisa bertindak dan membantu agar Mesir aman.
"Negara besar yang selama ini menggaungkan HAM juga ikut bersuara dan berbuat, agar pembantaian ini tidak terjadi lagi. Kalau dibiarkan terus, ini sama dengan pembunuhan massal," pungkas Marzuki
Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013