Muara Teweh (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, terus memprogramkan untuk mengentaskan desa dalam kategori kesulitan sinyal atau blank spot internet karena topografi perbukitan.

"Pemerintah daerah melalui Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian bekerja sama dengan salah satu provider, telah menyalurkan internet sekitar 40 persen dari target 100 persen pada tahun-tahun mendatang," kata Penjabat Bupati Barito Utara Muhlis di Muara Teweh, Selasa.

Menurut dia, pada 2023 Pemkab Barito Utara telah mengalokasikan anggaran penyediaan internet desa kategori kesulitan sinyalsejak daerah ini melalui program Bupati setempat Nadalsyah dan Wakil Bupati Sugianto Panala Putera, hasilnya telah terlayani sinyal 25 titik desa dari 65 desa kategori terganggu sinyal.

Tahun ini, katanya, kembali dilanjutkan agar pemerintahan desa mendapatkan hak akses yang sama terhadap internet terutama aplikasi-aplikasi pemerintahan yang saat ini hampir rata-rata menggunakan media internet atau gawai digital.

"Akses internet adalah hak setiap warga untuk mendapatkannya terutama di daerah-daerah pedesaan yang jauh dari ibu kota kabupaten," katanya.

Muhlis mengakui jaringan digitalisasi pemerintahan yang saat ini menjadi tulang punggung dari visi transformasi pemerintahan Joko Widodo telah merambah ke desa-desa berkategori blank spot/sinyal lemah/non 4G. Dan desa-desa seluruh kabupaten Barito Utara menjadi bagian tak terpisahkan dari visi presiden tersebut.

Wilayah Kalteng khususnya Kabupaten Barito Utara memiliki tingkat kesulitan yang berbeda dari daerah lain dalam hal pengentasan desa blank spot ini. Terutama terkait dengan kondisi topografi dan jumlah penduduk.

"Topografi daerah pegunungan dan perbukitan membuat provider harus memperbanyak jumlah tower dan meningkatkan kualitas BTS (basic transciever station), yang otomatis meningkatkan biaya operasional.

Sementara, menurut dia, jumlah penduduk yang kurang serta jarang pada daerah pedesaan membuat perhitungan bisnis provider atau operator penyelenggara telekomunikasi harus berpikir ulang untuk menempatkan towernya.

"Dua hal ini menjadi kendala sangat fundamental dalam percepatan akselerasi distribusi layanan internet di desa-desa seluruh Barito Utara," ujarnya.