Korut dan Korsel sepakat buka kembali kawasan industri Kaesong
15 Agustus 2013 06:41 WIB
Ketua delegasi tingkat kerja Korea Selatan Suh Ho (kiri) berjabat tangan dengan ketua delegasi Korea Utara Park Chol-su sebelum berunding di Komite Manajemen Distrik Industrial Kaesong di Kaesong, Korea Utara, Rabu (10/7). Menurut media setempat, Korea Selatan dan Utara memulai perundingan tingkat kerja hari ini untuk membicarakan normalisasi operasi di kompleks industrial yang dijalankan bersama oleh kedua negara tersebut, termasuk melanjutkan inspeksi fasilitas. (REUTERS/Korea Pool/Yonhap )
Seoul (ANTARA News) - Korea Utara dan Korea Selatan pada Rabu bersepakat untuk membuka kembali kawasan industri bersama yang sempat ditutup pada April lalu karena ketegangan militer antara kedua negara--mereka juga berjanji untuk mencegah penutupan tersebut terulang kembali di masa depan.
Namun di sisi lain, kedua negara belum menemukan kesamaan pandangan mengenai kapan kawasan industri Kaesong dibuka kembali.
"Kesepakatan ini bukanlah akhir melainkan hanya permulaan," kata kepala negosiator Korea Selatan Kim Ki-Woong kepada wartawan.
"Yang terpenting bagi kedua negara saat ini adalah penerapan kesepakatan... Kami sampai saat ini belum dapat memastikan kapan Kaesong akan dibuka kembali," kata Kim menambahkan.
Kesepakatan pembukaan kembali Kaesong merupakan sebuah terobosan besar mengingat dalam perundingan-perundingan sebelumnya kedua belah pihak saling menyalahkan satu sama lain.
Kesepakatan tersebut juga dinilai dapat meredakan ketegangan antara dua negara yang dipicu oleh dimulainya latihan militer bersama antara Korea Selatan dengan Amerika Serikat pada Senin depan.
Korea Utara mengatakan bahwa kerja sama militer tersebut dapat membawa semenanjung Korea ke "ambang peperangan".
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon mengatkan pada Rabu bahwa persetujuan untuk membuka kembali kawasan industri bersama adalah sebuah "perkembangan yang positif."
Ban "berharap bahwa Kaesong dapat beroperasi kembali secepatnya dan tidak mengalami peristiwa penutupan kembali pada masa mendatang," tulis pernyataan dari PBB.
Sementara itu Presiden Korea Selatan Park Geun-Hye mengatakan bahwa dia berharap kesepakatan kedua negara dapat "membuka lembaran baru bagi hubungan yang lebih baik."
Kaesong, yang dibangun pada 2004 sebagai simbol kerjasama yang langka dari dua negara, adalah sumber pendapatan devisa utama bagi Korea Utara. Kawasan tersebut menghasilkan setidaknya 80 juta dolar AS setiap tahunnya bagi negara tersebut.
Oleh karena itu, keputusan Pyongyang menutup kawasan tersebut pada April telah mengejutkan banyak pihak.
Pada tahun-tahun sebelumnya, Kaesong relatif kebal terhadap ketegangan politik antara kedua negara. Namun, kekebalan tersebut akhirnya runtuh setelah Korea Utara memicu kemarahan tetangganya akibat percobaan nuklir pada Februari.
Pyongyang pada awalnya menutup akses ke taman yang berjarak 10 kilometer dari perbatasan dan kemudian menarik 53.000 pekerjanya dari pabrik-pabrik Korea Selatan.
Setelah itu, enam perundingan pertama gagal karena Korea Selatan bersikeras menuntut jaminan dari Korea Utara untuk tidak menutup kembali kawasan industri Kaesong di masa depan.
Kesepakatan yang dicapai pada Rabu ini menunjukkan bahwa kompromi telah dicapai. Kedua belah pihak juga berjanji untuk memastikan kawasan industri bersama akan tetap beroperasi di masa mendatang.
Sebelum dimulainya perundingan ketujuh yang menghasil kesepakatan tersebut, Korea Selatan berencana untuk menarik diri secara permanen dari kawasan industri bersama dengan membayar ganti rugi sebesar 250 juta dolar AS.
Namun beberapa jam setelah rencana tersebut diumumkan, Pyongyang mengajukan proposal perundingan kembali dan dari situlah kompromi tercapai.
Penerjemah: GM Nur Lintang Muhammad
Namun di sisi lain, kedua negara belum menemukan kesamaan pandangan mengenai kapan kawasan industri Kaesong dibuka kembali.
"Kesepakatan ini bukanlah akhir melainkan hanya permulaan," kata kepala negosiator Korea Selatan Kim Ki-Woong kepada wartawan.
"Yang terpenting bagi kedua negara saat ini adalah penerapan kesepakatan... Kami sampai saat ini belum dapat memastikan kapan Kaesong akan dibuka kembali," kata Kim menambahkan.
Kesepakatan pembukaan kembali Kaesong merupakan sebuah terobosan besar mengingat dalam perundingan-perundingan sebelumnya kedua belah pihak saling menyalahkan satu sama lain.
Kesepakatan tersebut juga dinilai dapat meredakan ketegangan antara dua negara yang dipicu oleh dimulainya latihan militer bersama antara Korea Selatan dengan Amerika Serikat pada Senin depan.
Korea Utara mengatakan bahwa kerja sama militer tersebut dapat membawa semenanjung Korea ke "ambang peperangan".
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-Moon mengatkan pada Rabu bahwa persetujuan untuk membuka kembali kawasan industri bersama adalah sebuah "perkembangan yang positif."
Ban "berharap bahwa Kaesong dapat beroperasi kembali secepatnya dan tidak mengalami peristiwa penutupan kembali pada masa mendatang," tulis pernyataan dari PBB.
Sementara itu Presiden Korea Selatan Park Geun-Hye mengatakan bahwa dia berharap kesepakatan kedua negara dapat "membuka lembaran baru bagi hubungan yang lebih baik."
Kaesong, yang dibangun pada 2004 sebagai simbol kerjasama yang langka dari dua negara, adalah sumber pendapatan devisa utama bagi Korea Utara. Kawasan tersebut menghasilkan setidaknya 80 juta dolar AS setiap tahunnya bagi negara tersebut.
Oleh karena itu, keputusan Pyongyang menutup kawasan tersebut pada April telah mengejutkan banyak pihak.
Pada tahun-tahun sebelumnya, Kaesong relatif kebal terhadap ketegangan politik antara kedua negara. Namun, kekebalan tersebut akhirnya runtuh setelah Korea Utara memicu kemarahan tetangganya akibat percobaan nuklir pada Februari.
Pyongyang pada awalnya menutup akses ke taman yang berjarak 10 kilometer dari perbatasan dan kemudian menarik 53.000 pekerjanya dari pabrik-pabrik Korea Selatan.
Setelah itu, enam perundingan pertama gagal karena Korea Selatan bersikeras menuntut jaminan dari Korea Utara untuk tidak menutup kembali kawasan industri Kaesong di masa depan.
Kesepakatan yang dicapai pada Rabu ini menunjukkan bahwa kompromi telah dicapai. Kedua belah pihak juga berjanji untuk memastikan kawasan industri bersama akan tetap beroperasi di masa mendatang.
Sebelum dimulainya perundingan ketujuh yang menghasil kesepakatan tersebut, Korea Selatan berencana untuk menarik diri secara permanen dari kawasan industri bersama dengan membayar ganti rugi sebesar 250 juta dolar AS.
Namun beberapa jam setelah rencana tersebut diumumkan, Pyongyang mengajukan proposal perundingan kembali dan dari situlah kompromi tercapai.
Penerjemah: GM Nur Lintang Muhammad
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013
Tags: