Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menyatakan bahwa pemerintah Republik Indonesia sangat prihatin atas perkembangan kondisi terkini di Mesir yang semakin memburuk.

Marty di Jakarta, Rabu, menegaskan penggunaan kekerasan yang telah mengakibatkan jatuhnya korban jiwa tidak akan menyelesaikan permasalahan di negeri itu.

Menurut Menlu, masyarakat internasional perlu mendukung upaya rekonsiliasi antara pihak-pihak di Mesir dan mendesak penghentian kekerasan.

Kekerasan di Mesir terjadi antara pendukung mantan Presiden Mesir Mohamad Moursi dan para pendukung pemerintahan baru hasil kudeta militer yang menggulingkan Moursi dari tampuk pemimpin pemerintahan.

Sementara itu Kepala Fungsi Protokol dan Konsuler Kedutaan Besar RI (KBRI) di Kairo, Mesir Nugroho Yuwono, menyatakan sejauh ini belum ada laporan adanya warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban atau terkena dampak fisik dari bentrokan antarpendukung tersebut.

Ia menyebutkan, terdapat empat mahasiswa yang sebelumnya telah dievakuasi dari tempat tinggalnya persis di Rabaah ke tempat yang aman, saat ini ternyata kembali lagi ke Rabaah.

KBRI akan meminta bantuan pemerintah setempat untuk mengeluarkan mereka dari sana.

Sebelumnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mengingatkan seluruh WNI untuk menghindari tempat-tempat di Mesir yang menjadi lokasi bentrokan dan tidak ikut-ikutan dalam konflik di dalam negeri itu. (B009/Z002)