Juru kamera Sky News tewas dalam kerusuhan di Mesir
15 Agustus 2013 01:21 WIB
Anggota Ikhwanul Muslimin dan pendukung Presiden Mesir yang digulingkan Muhammad Mursi berlarian dari gas air mata dan peluru karet yang ditembakkan oleh polisi anti huru-hara saat terjadi bentrokan di sekitar Universitas Kairo dan Lapangan Nahdet Misr, tempat mereka mendirikan tenda di Giza, Rabu (14/8). (REUTERS/Mohamed Abd El Ghany)
London, Inggris (ANTARA News) - Seorang juru kamera televisi veteran yang bekerja untuk Sky News tewas tertembak ketika meliput kekerasan mematikan yang berlangsung di Kairo pada hari Rabu, kata stasiun televisi Inggris itu.
Mick Deane (61 tahun), yang merupakan ayah dua putera, telah bekerja di Sky selama 15 tahun, lapor AFP.
Warga Inggris itu sebelumnya ditempatkan di kantor Sky News di Washington dan selama dua tahun terakhir ini ia bertugas di Yerusalem.
Kepala stasiun televisi Sky News John Ryley, memberikan penghormatan kepada jurnalis yang "berbakat dan berpengalaman" itu sementara Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan ia "merasa sedih" mendengar kabar meninggalnya Deane.
Deane adalah jurnalis kedua yang tewas di ibukota Mesir, Kairo, pada hari Rabu.
Pada Rabu, lebih dari 120 orang tewas ketika pasukan keamanan menyerbu kemah-kemah yang ditempati para pendukung presiden terguling Mesir, Mohamed Morsi.
Habiba Ahmad Abdel Aziz, wartawan berusia 26 tahun yang bekerja untuk halaman tambahan Xpress milik Gulf News --yang berpusat di Dubai, tewas ketika pasukan pemerintahan bentrok dengan para pendukung Morsi.
Saat kejadian itu, Habiba tidak sedang bertugas sebagai jurnalis, melainkan hanya sebagai pengunjung. Ayah Habiba diyakini merupakan seorang penasihat Morsi.
Deane tertembak dan mengalami luka-luka ketika sedang meliput bersama rekannya sesama anggota tim Sky News, yang merupakan koresponden untuk Timur Tengah, Sam Kiley.
Juru kamera Sky itu sempat mendapatkan perawatan medis, namun tak lama kemudian meninggal.
Pihak Sky mengatakan tidak ada anggota tim lainnya yang mengalami luka-luka.
Editor bidang luar negeri Tim Marshal secara emosional mengenang Deane dalam siaran, dengan mengatakan "Ia adalah seorang teman. Duka cita kami untuk keluarganya.
"Ia meninggal saat melakukan sesuatu yang telah ia lakukan secara brilian selama berpuluh-puluh tahun."
Editor Politik Sky, Adam Boulton, menggambarkan Deane sebagai sosok "yang paling baik dan paling berani".
Ryley mengatakan, "Semua orang di Sky News merasa terkejut dan sedih atas kepergian Mick. Ia adalah jurnalis yang berbakat dan berpengalaman dan telah bekerja dengan Sky News selama bertahun-tahun."
Setidaknya 124 orang tewas di perkemahan Rabaa al-Adawiya pada hari Rabu, demikian menurut perhitungan AFP, setelah pasukan keamanan menyerbu dua kemah raksasa di Kairo yang ditempati selama berminggu-minggu oleh para pendukung Morsi.
Reporters Without Borders mengatakan kepada AFP empat jurnalis lainnya, yang semuanya merupakan warga Mesir, mengalami luka-luka dalam kerusuhan yang terjadi hari Rabu.
Dari keempat jurnalis itu, tiga orang merupakan juru foto dan juru kamera televisi dan satu lainnya wartawan.
Organisasi perlindungan jurnalis yang bermarkas di Amerika Serikat, Committee to Protect Journalists (CPJ), mengecam peristiwa tewasnya juru kamera Sky News itu dan mendesak pihak berwenang Mesir agar membawa pelaku ke pengadilan.
"Pembunuhan terhadap Mick Deane menggarisbawahi bahwa sudah sangat mendesak bagi semua pihak untuk menahan diri dan memberikan ruang bagi media untuk menjalankan tugas mereka," kata Wakil Direktur CPJ Robert Mahoney.
"Pihak berwenang harus menyelidiki semua serangan terhadap jurnalis dan membawa mereka yang bertanggung jawab atas serangan-serangan tersebut ke pengadilan."
CPJ mencatat bahwa setidaknya sudah 78 serangan yang dialami oleh para jurnalis sejak Agustus 2012 hingga Morsi digulingka pada 3 Juli, 2013.
Penerjemah: Tia Mutiasari
Mick Deane (61 tahun), yang merupakan ayah dua putera, telah bekerja di Sky selama 15 tahun, lapor AFP.
Warga Inggris itu sebelumnya ditempatkan di kantor Sky News di Washington dan selama dua tahun terakhir ini ia bertugas di Yerusalem.
Kepala stasiun televisi Sky News John Ryley, memberikan penghormatan kepada jurnalis yang "berbakat dan berpengalaman" itu sementara Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan ia "merasa sedih" mendengar kabar meninggalnya Deane.
Deane adalah jurnalis kedua yang tewas di ibukota Mesir, Kairo, pada hari Rabu.
Pada Rabu, lebih dari 120 orang tewas ketika pasukan keamanan menyerbu kemah-kemah yang ditempati para pendukung presiden terguling Mesir, Mohamed Morsi.
Habiba Ahmad Abdel Aziz, wartawan berusia 26 tahun yang bekerja untuk halaman tambahan Xpress milik Gulf News --yang berpusat di Dubai, tewas ketika pasukan pemerintahan bentrok dengan para pendukung Morsi.
Saat kejadian itu, Habiba tidak sedang bertugas sebagai jurnalis, melainkan hanya sebagai pengunjung. Ayah Habiba diyakini merupakan seorang penasihat Morsi.
Deane tertembak dan mengalami luka-luka ketika sedang meliput bersama rekannya sesama anggota tim Sky News, yang merupakan koresponden untuk Timur Tengah, Sam Kiley.
Juru kamera Sky itu sempat mendapatkan perawatan medis, namun tak lama kemudian meninggal.
Pihak Sky mengatakan tidak ada anggota tim lainnya yang mengalami luka-luka.
Editor bidang luar negeri Tim Marshal secara emosional mengenang Deane dalam siaran, dengan mengatakan "Ia adalah seorang teman. Duka cita kami untuk keluarganya.
"Ia meninggal saat melakukan sesuatu yang telah ia lakukan secara brilian selama berpuluh-puluh tahun."
Editor Politik Sky, Adam Boulton, menggambarkan Deane sebagai sosok "yang paling baik dan paling berani".
Ryley mengatakan, "Semua orang di Sky News merasa terkejut dan sedih atas kepergian Mick. Ia adalah jurnalis yang berbakat dan berpengalaman dan telah bekerja dengan Sky News selama bertahun-tahun."
Setidaknya 124 orang tewas di perkemahan Rabaa al-Adawiya pada hari Rabu, demikian menurut perhitungan AFP, setelah pasukan keamanan menyerbu dua kemah raksasa di Kairo yang ditempati selama berminggu-minggu oleh para pendukung Morsi.
Reporters Without Borders mengatakan kepada AFP empat jurnalis lainnya, yang semuanya merupakan warga Mesir, mengalami luka-luka dalam kerusuhan yang terjadi hari Rabu.
Dari keempat jurnalis itu, tiga orang merupakan juru foto dan juru kamera televisi dan satu lainnya wartawan.
Organisasi perlindungan jurnalis yang bermarkas di Amerika Serikat, Committee to Protect Journalists (CPJ), mengecam peristiwa tewasnya juru kamera Sky News itu dan mendesak pihak berwenang Mesir agar membawa pelaku ke pengadilan.
"Pembunuhan terhadap Mick Deane menggarisbawahi bahwa sudah sangat mendesak bagi semua pihak untuk menahan diri dan memberikan ruang bagi media untuk menjalankan tugas mereka," kata Wakil Direktur CPJ Robert Mahoney.
"Pihak berwenang harus menyelidiki semua serangan terhadap jurnalis dan membawa mereka yang bertanggung jawab atas serangan-serangan tersebut ke pengadilan."
CPJ mencatat bahwa setidaknya sudah 78 serangan yang dialami oleh para jurnalis sejak Agustus 2012 hingga Morsi digulingka pada 3 Juli, 2013.
Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013
Tags: