ASDP komitmen tingkatkan konektivitas logistik dan ekonomi Jawa-Lombok
8 Januari 2024 20:09 WIB
Arsip - Kapal ferry bersandar di Pelabuhan Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, beberapa bulan lalu. (ANTARA/Sujud Mariono)
Jakarta (ANTARA) - PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) berkomitmen untuk terus meningkatkan konektivitas masyarakat dari sektor pariwisata, sektor logistik, dan sektor perekonomian di Jawa-Lombok.
Upaya itu dilakukan melalui layanan penyeberangan jarak jauh (long distance ferry) dari Pelabuhan Jangkar, Situbondo, Jawa Timur menuju Pelabuhan Lembar, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Lintasan tersebut akan menggantikan layanan penyeberangan di lintas Ketapang-Lembar," ucap Corporate Secretary ASDP Shelvy Arifin dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.
Lintasan tersebut beroperasi, kata dia, berdasarkan hasil rapat evaluasi dan optimalisasi layanan penyeberangan lintas Jangkar-Lembar yang telah dioperasikan terhitung mulai 15 Desember 2023 hingga momen Angkutan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 lalu.
"Serta mengacu pada Surat Direktur Transportasi SDP perihal Pemberitahuan Pengalihan Pelayanan Tujuan Pelabuhan Lembar (NTB) selama periode Angkutan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 maka ditetapkan layanan penyeberangan lintas Jangkar-Lembar secara resmi akan beroperasi secara permanen," katanya.
ASDP berkomitmen mendukung program pemerintah dalam hal mendorong peningkatan perekonomian daerah dan nasional, pengembangan kawasan wisata, peningkatan economic of scale and economic of scope di kedua wilayah provinsi tersebut dan mengantisipasi kebangkitan ekonomi yang berpotensi akan meningkat dengan signifikan menyusul telah tersambungnya akses Tol Purbowangi.
ASDP menyatakan ketetapan pengoperasian Jangkar-Lembar secara permanen tersebut diambil dengan mempertimbangkan berbagai analisa manfaat mulai dari aspek regulasi dan government, aspek ekonomi dan lingkungan, aspek operasional dan pelayanan, aspek keselamatan (safety), aspek konsumen, aspek bisnis (usaha), dan aspek kesisteman.
"Terbukti dengan pengoperasian layanan penyeberangan di lintas Jangkar-Lembar menciptakan pola operasional yang jauh lebih lancar dan seamless baik di Pelabuhan Ketapang maupun di Pelabuhan Jangkar," ucap Shelvy.
Selain itu, pasca pelaksanaan Rapat Evaluasi dan Optimalisasi Lintas Penyeberangan Jangkar-Lembar, Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Kelas II Jawa Timur telah mengeluarkan Surat Jadwal Operasi Kapal Lintas Penyeberangan Jangkar-Lembar pada 5 Januari 2024.
Selanjutnya, secara paralel regulator memproses penetapan operasional dan pelayanan penyeberangan lintas Jangkar-Lembar. Terhitung mulai Sabtu (6/1), kapal-kapal perbantuan yang sebelumnya beroperasi di Lintas Ketapang-Gilimanuk akan dipindahkan kembali untuk melayani lintas penyeberangan Jangkar-Lembar.
Sesuai dengan jadwal operasi kapal yang diatur dalam Surat Kepala BPTD Kelas II Jawa Timur, saat ini kapal yang beroperasi melayani di lintas penyeberangan Jangkar-Lembar, yaitu KMP Jambo X milik PT Duta Bahari Menara Line, KMP Tunu Pratama 5888 milik PT Raputra Jaya, dan KMP Parama Kalyani milik PT Jemla Ferry.
Selain itu, regulator tengah mempersiapkan enam kapal lainnya untuk membantu operasional dan pelayanan lintas penyeberangan Jangkar-Lembar. ASDP juga akan mengoperasikan KMP Jatra II di lintas penyeberangan Jangkar-Lembar yang memberikan pengaruh besar dalam mendukung kesuksesan kelancaran operasi Angkutan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 di Lintas Ketapang-Gilimanuk.
ASDP mencatat Pelabuhan Jangkar, Situbondo memiliki jarak kurang lebih 65 kilometer (dapat ditempuh sekitar 1 jam 32 menit) dari Pelabuhan Ketapang. Layanan operasional lintas penyeberangan dari Pelabuhan Jangkar menuju Pelabuhan Lembar memerlukan waktu pelayaran kurang lebih selama 15 jam pelayaran.
Berdasarkan realisasi data produksi di lintas penyeberangan Jangkar-Lembar periode 15 Desember 2023-4 Januari 2024 menunjukkan bahwa muatan didominasi oleh kendaraan logistik, yakni 59 persen diikuti oleh kendaraan roda empat, roda dua, dan bus sebesar 21 persen, 17 persen, dan 3 persen secara berturut-turut.
Adapun, maksimal tonase kendaraan yang dapat dilayani di Pelabuhan Jangkar, Situbondo adalah 42 ton, di mana hal tersebut tentunya mendukung program pemerintah dalam menegakkan aturan berkaitan dengan over dimension over loading (ODOL).
Baca juga: PT ASDP mencatat penumpang ferry naik 73 persen pada libur akhir tahun
Baca juga: ASDP layani 2,6 juta penumpang di periode Natal dan Tahun Baru 2024
Baca juga: PT ASDP menargetkan pendapatan tahun 2023 capai Rp5,6 triliun
Upaya itu dilakukan melalui layanan penyeberangan jarak jauh (long distance ferry) dari Pelabuhan Jangkar, Situbondo, Jawa Timur menuju Pelabuhan Lembar, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Lintasan tersebut akan menggantikan layanan penyeberangan di lintas Ketapang-Lembar," ucap Corporate Secretary ASDP Shelvy Arifin dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.
Lintasan tersebut beroperasi, kata dia, berdasarkan hasil rapat evaluasi dan optimalisasi layanan penyeberangan lintas Jangkar-Lembar yang telah dioperasikan terhitung mulai 15 Desember 2023 hingga momen Angkutan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 lalu.
"Serta mengacu pada Surat Direktur Transportasi SDP perihal Pemberitahuan Pengalihan Pelayanan Tujuan Pelabuhan Lembar (NTB) selama periode Angkutan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 maka ditetapkan layanan penyeberangan lintas Jangkar-Lembar secara resmi akan beroperasi secara permanen," katanya.
ASDP berkomitmen mendukung program pemerintah dalam hal mendorong peningkatan perekonomian daerah dan nasional, pengembangan kawasan wisata, peningkatan economic of scale and economic of scope di kedua wilayah provinsi tersebut dan mengantisipasi kebangkitan ekonomi yang berpotensi akan meningkat dengan signifikan menyusul telah tersambungnya akses Tol Purbowangi.
ASDP menyatakan ketetapan pengoperasian Jangkar-Lembar secara permanen tersebut diambil dengan mempertimbangkan berbagai analisa manfaat mulai dari aspek regulasi dan government, aspek ekonomi dan lingkungan, aspek operasional dan pelayanan, aspek keselamatan (safety), aspek konsumen, aspek bisnis (usaha), dan aspek kesisteman.
"Terbukti dengan pengoperasian layanan penyeberangan di lintas Jangkar-Lembar menciptakan pola operasional yang jauh lebih lancar dan seamless baik di Pelabuhan Ketapang maupun di Pelabuhan Jangkar," ucap Shelvy.
Selain itu, pasca pelaksanaan Rapat Evaluasi dan Optimalisasi Lintas Penyeberangan Jangkar-Lembar, Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Kelas II Jawa Timur telah mengeluarkan Surat Jadwal Operasi Kapal Lintas Penyeberangan Jangkar-Lembar pada 5 Januari 2024.
Selanjutnya, secara paralel regulator memproses penetapan operasional dan pelayanan penyeberangan lintas Jangkar-Lembar. Terhitung mulai Sabtu (6/1), kapal-kapal perbantuan yang sebelumnya beroperasi di Lintas Ketapang-Gilimanuk akan dipindahkan kembali untuk melayani lintas penyeberangan Jangkar-Lembar.
Sesuai dengan jadwal operasi kapal yang diatur dalam Surat Kepala BPTD Kelas II Jawa Timur, saat ini kapal yang beroperasi melayani di lintas penyeberangan Jangkar-Lembar, yaitu KMP Jambo X milik PT Duta Bahari Menara Line, KMP Tunu Pratama 5888 milik PT Raputra Jaya, dan KMP Parama Kalyani milik PT Jemla Ferry.
Selain itu, regulator tengah mempersiapkan enam kapal lainnya untuk membantu operasional dan pelayanan lintas penyeberangan Jangkar-Lembar. ASDP juga akan mengoperasikan KMP Jatra II di lintas penyeberangan Jangkar-Lembar yang memberikan pengaruh besar dalam mendukung kesuksesan kelancaran operasi Angkutan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 di Lintas Ketapang-Gilimanuk.
ASDP mencatat Pelabuhan Jangkar, Situbondo memiliki jarak kurang lebih 65 kilometer (dapat ditempuh sekitar 1 jam 32 menit) dari Pelabuhan Ketapang. Layanan operasional lintas penyeberangan dari Pelabuhan Jangkar menuju Pelabuhan Lembar memerlukan waktu pelayaran kurang lebih selama 15 jam pelayaran.
Berdasarkan realisasi data produksi di lintas penyeberangan Jangkar-Lembar periode 15 Desember 2023-4 Januari 2024 menunjukkan bahwa muatan didominasi oleh kendaraan logistik, yakni 59 persen diikuti oleh kendaraan roda empat, roda dua, dan bus sebesar 21 persen, 17 persen, dan 3 persen secara berturut-turut.
Adapun, maksimal tonase kendaraan yang dapat dilayani di Pelabuhan Jangkar, Situbondo adalah 42 ton, di mana hal tersebut tentunya mendukung program pemerintah dalam menegakkan aturan berkaitan dengan over dimension over loading (ODOL).
Baca juga: PT ASDP mencatat penumpang ferry naik 73 persen pada libur akhir tahun
Baca juga: ASDP layani 2,6 juta penumpang di periode Natal dan Tahun Baru 2024
Baca juga: PT ASDP menargetkan pendapatan tahun 2023 capai Rp5,6 triliun
Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024
Tags: