Presiden tekankan rasio utang negara masih baik dan sesuai UU
8 Januari 2024 18:51 WIB
Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar (kanan) mendampingi Presiden RI Joko Widodo dalam kunjungan kerja di Desa Margagiri, Kecamatan Bojonegara, Kabupaten Serang, Banten, Senin (8/1/2023). ANTARA/HO-Kemendes PDTT
Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo menekankan rasio utang negara saat ini masih dalam kondisi baik dan tidak melanggar ketentuan undang-undang yang diperbolehkan hingga 60 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
"Undang-undang 'kan memperbolehkan sampai maksimal 60 persen, dan kita juga harus melihat bahwa utang kita dibanding dengan gross domestic product (GDP) itu masih pada kondisi baik dan amanlah, masih di bawah 40 persen," kata Presiden di sela kunjungan kerja di Serang, Banten, Senin.
Joko Widodo menekankan bahwa penyelenggaraan pemerintahan serta kehidupan berbangsa dan bernegara semuanya mengacu pada undang-undang.
Rasio utang terhadap PDB yang terjadi saat ini, menurut Presiden, masih berada dalam koridor ketentuan undang-undang.
"Ingat di negara besar itu sudah ada yang 260 persen, ada yang 220 persen. Ada yang di tetangga kita, enggak saya sebut negaranya, 120 persen, ada yang 66 persen," ujar Jokowi.
Jokowi menilai yang paling penting adalah utang harus dipakai untuk kepentingan-kepentingan yang produktif yang bisa memberikan keuntungan kembali kepada negara sehingga bisa membayarnya.
"Dengan juga adanya kenaikan GDP kita dari tahun ke tahun, periode ke periode, saya kira yang paling penting itu," katanya.
Baca juga: Presiden: Buka data pertahanan tidak seperti toko kelontong
Baca juga: Presiden menilai substansi visi capres/cawapres di debat tidak tampak
Dalam debat ketiga Pilpres 2024 di Jakarta, Minggu (7/1) malam, Calon Presiden RI Anies Baswedan mempertanyakan standar persentase yang ideal terkait dengan perbandingan utang luar negeri dengan PDB Indonesia.
"Kita di Indonesia, kalau kita termasuk yang terbaik berapa angkanya? Menurut hemat kami, kita harus mencapai angka maksimal 30 persen dari PDB sehingga kita aman di bawah 30 persen," kata Anies.
Calon Presiden RI Prabowo Subianto mempertanyakan pernyataan Anies Baswedan itu.
Prabowo menjelaskan bahwa Arab Saudi dan Rusia memang memiliki rasio utang luar negeri terhadap PDB yang lebih rendah daripada Indonesia. Hal itu juga tak terlepas dari faktor kekayaan sumber daya alam yang luar biasa di dua negara tersebut.
"Yang di bawah kita, yaitu Arab Saudi, Rusia itu negara-negara yang punya sumber daya alam yang luar biasa, tetapi 40 persennya (rasio utang terhadap PDB RI) itu salah satu yang terendah di dunia sekarang," ujar Prabowo.
Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menetapkan peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024, yakni pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md. nomor urut 3.
KPU juga telah menetapkan masa kampanye mulai 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, kemudian jadwal pemungutan suara pada tanggal 14 Februari 2024.
"Undang-undang 'kan memperbolehkan sampai maksimal 60 persen, dan kita juga harus melihat bahwa utang kita dibanding dengan gross domestic product (GDP) itu masih pada kondisi baik dan amanlah, masih di bawah 40 persen," kata Presiden di sela kunjungan kerja di Serang, Banten, Senin.
Joko Widodo menekankan bahwa penyelenggaraan pemerintahan serta kehidupan berbangsa dan bernegara semuanya mengacu pada undang-undang.
Rasio utang terhadap PDB yang terjadi saat ini, menurut Presiden, masih berada dalam koridor ketentuan undang-undang.
"Ingat di negara besar itu sudah ada yang 260 persen, ada yang 220 persen. Ada yang di tetangga kita, enggak saya sebut negaranya, 120 persen, ada yang 66 persen," ujar Jokowi.
Jokowi menilai yang paling penting adalah utang harus dipakai untuk kepentingan-kepentingan yang produktif yang bisa memberikan keuntungan kembali kepada negara sehingga bisa membayarnya.
"Dengan juga adanya kenaikan GDP kita dari tahun ke tahun, periode ke periode, saya kira yang paling penting itu," katanya.
Baca juga: Presiden: Buka data pertahanan tidak seperti toko kelontong
Baca juga: Presiden menilai substansi visi capres/cawapres di debat tidak tampak
Dalam debat ketiga Pilpres 2024 di Jakarta, Minggu (7/1) malam, Calon Presiden RI Anies Baswedan mempertanyakan standar persentase yang ideal terkait dengan perbandingan utang luar negeri dengan PDB Indonesia.
"Kita di Indonesia, kalau kita termasuk yang terbaik berapa angkanya? Menurut hemat kami, kita harus mencapai angka maksimal 30 persen dari PDB sehingga kita aman di bawah 30 persen," kata Anies.
Calon Presiden RI Prabowo Subianto mempertanyakan pernyataan Anies Baswedan itu.
Prabowo menjelaskan bahwa Arab Saudi dan Rusia memang memiliki rasio utang luar negeri terhadap PDB yang lebih rendah daripada Indonesia. Hal itu juga tak terlepas dari faktor kekayaan sumber daya alam yang luar biasa di dua negara tersebut.
"Yang di bawah kita, yaitu Arab Saudi, Rusia itu negara-negara yang punya sumber daya alam yang luar biasa, tetapi 40 persennya (rasio utang terhadap PDB RI) itu salah satu yang terendah di dunia sekarang," ujar Prabowo.
Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menetapkan peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024, yakni pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md. nomor urut 3.
KPU juga telah menetapkan masa kampanye mulai 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, kemudian jadwal pemungutan suara pada tanggal 14 Februari 2024.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024
Tags: