Jakarta (ANTARA News) - Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA ITB) menyatakan dukungannya terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menangkap Ketua SKK Migas Rudi Rubiandi karena diduga kedapatan menerima suap.

"Kita tetap mendukung penuntasan tindak pidana korupsi dan terus berharap kasus ini dibongkar sampai tuntas," kata Ketua Ketua Pengurus Pusat IA ITB, Sawaluddin Lubis melalui pesan singkatnya yang diterima Antara di Jakarta, Rabu.

Sawaluddin Lubis mengatakan keprihatinannya atas ditangkapnya Rudi Rubiandini yang sekaligus menunjukkan bahwa reformasi di negeri ini belum tuntas.

Ia menambahkan saat tata kelolan belum berjalan dengan baik maka orang baik bisa menjadi buruk dalam sistem yang tidak baik.

"Sementara sistem yang baik pun bisa dimasuki orang yang tidak baik," katanya.

Dari laman Wikipedia, Rudi Rubiandi merupakan sarjana Teknik Perminyakan ITB tahun 1985.

Kemudian pernah menjabat sebagai Sekretaris Jurusan Teknik Perminyakan Institut Teknologi Bandung (ITB) 1995-1998.

Karier putra kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat, 9 Februari 1962 ini, dikenal oleh publik saat menjabat penasehat ahli Kepala BP Migas yang kemudian naik menjabat Wakil Ketua TP3M, Kementerian ESDM.

Bahkan pada 2011-2012, sempat menjabat sebagai Deputi Pengendalian Operasi BP Migas hingga ditunjuk sebagai Wakil Menteri ESDM dari 14 Juni 2012 sampai 15 Januari 2013.

Setelah dibubarkannya BP Migas oleh putusan Mahkamah Konstitusi (MK), dirinya dipercaya menjalankan amanah sebagai Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi yang lebih akrab dipanggil SKK Migas.

Namun karier "kinclong"nya itu, harus terjegal setelah dirinya ditangkap oleh KPK.