Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian mengklaim mobil murah ramah lingkungan (low cost green car/LCGC) dapat menekan impor kendaraan dari negara lain.
"Kalau kita tidak bikin di dalam negeri, itu banjir impor dari Thailand dan Malaysia. Mereka bikin itu. Kalau kita ga bikin LCGC yang 20 km per liter, nanti yang masuk mobil-mobil yang boros, yang dua kali lipat konsumsinya," kata Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Budi Darmadi di Jakarta, Rabu.
Sementara itu, persaingan dengan mobil nasional, menurut Budi, tidak akan terjadi. Sebab, LCGC sendiri merupakan produk buatan Indonesia.
Ia mengklaim, mobil yang diproduksi di pabrik yang dibangun khusus di Indonesia itu nantinya akan sangat membantu pengusaha yang ingin membuat merk baru karena semua komponen akan tersedia di dalam negeri.
"Sehingga itu namanya memperkuat struktur industri otomotif. Misal nanti mau membuat mobil 'Budi', gampang kan tinggal beli beli, lalu pasang," katanya.
Budi juga mengklaim munculnya LCGC tidak akan menimbulkan masalah kemacetan yang signifikan.
"Macet? Ada berapa kabupaten/kota di Indonesia? Ada 536, yang macet cuma 50-an. Kemarin di Temanggung saja sepi kok," katanya.
Hingga saat ini, ada dua perusahaan otomotif yang siap memproduksi LCGC, dilihat dari kesiapan pabriknya yakni Daihatsu dan Toyota.
"Mereka lagi masuk aplikasi, lagi diteliti oleh tim surveyor. Yang niat serius seperti Honda, Suzuki, Nissan sedang bikin pabriknya, tapi belum selesai," katanya.
Kemenperin klaim LCGC sebagai penekan impor
14 Agustus 2013 14:00 WIB
Dirjen IUBTT Budi Darmadi
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013
Tags: