Jakarta (ANTARA News) - Bila benar Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Rudi Rubiandini, menerima suap, maka hal itu mencoreng birokrasi dan akademisi, kata Wakil Ketua DPR RI, Pramono Anung.

"Kita menunggu pengumuman resmi dari KPK apakah memang betul yang bersangkutan menerima suap dan kemudian ditetapkan sebagai tersangka. Tetapi, kalau seandainya itu betul, maka wajah birokrasi dan juga akademisi kita akan tercoreng,"ujarnya di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Rabu.

Pramono mengemukakan, bagaimanapun Rudi adalah guru besar di Institut Teknologi Bandung (ITB) yang pernah menyandang predikat dosen terbaik pada 1994.

"Saya sebagai alumni ITB merasa ini bisa mencoreng wajah akademisi," kata Pramono menambahkan.

Rudi ditangkap KPK semalam karena diduga menerima uang dari salah satu perusahaan minyak asing di kediamannya, Jalan Brawijaya VIII, Jakarta Selatan.