Jakarta (ANTARA News) - Tahun 2154, kerusakan Bumi semakin tidak terelakkan. Dari luar angkasa, Bumi tak lagi hijau. Tiada hutan dan pepohonan. Semua gersang cokelat.
Hanya ada bangunan-bangunan kumuh penuh coretan grafiti, debu yang beterbangan, pakaian-pakaian lusuh, wajah-wajah tidak bahagia, dan kemelaratan di Bumi masa depan dalam film fiksi ilmiah "Elysium".
Warga Bumi hanya bisa menatap penuh iri ke Elysium, tempat tinggal buatan di luar angkasa.
Penghuni Elysium hidup jauh dari kesusahan. Mereka mendapat udara segar dan bersih, kulit indah, pakaian-pakaian mewah, makanan dan minuman lezat, rumah-rumah megah, serta jaminan hidup sehat tanpa penyakit dengan teknologi tinggi yang mampu menyembuhkan penyakit dalam sekejap.
Mereka hidup bersenang-senang, berpesta, atau menikmati sejuknya air di kolam-kolam renang.
Max Da Costa kecil (Maxwell Perry Cotton) berjanji pada sahabatnya Frey Santiago (Valentina Giron) untuk membawanya ke Elysium kelak agar kehidupan mereka yang suram menjadi lebih baik.
Janji itu selalu terpatri dalam hati Max bertahun-tahun kemudian hingga mereka terpisah dan tumbuh dewasa.
Max dewasa (Matt Damon) bekerja di pabrik Armadyne, bertobat setelah meninggalkan catatan kriminal panjang sebagai pencuri pada masa lalu.
Dia tinggal di Los Angeles yang bernuansa Meksiko kumuh, menjadi secuil orang yang punya pekerjaan di tengah para pemuda pengangguran di sekitar rumahnya.
Selain menatap CEO Armadyne, John Carlyle (William Fichtner) yang mengawasi para pekerja secara arogan dari balik kaca di pabrik yang berlokasi di Bumi, interaksi Max dengan Elysium hanya dengan robot-robot penjaga diprogram untuk mengatur warga Bumi.
Cedera Max yang merupakan "hadiah" dari robot-robot penjaga mengantarkannya pada pertemuan dengan Frey (Alice Braga) yang kini menjadi seorang perawat, mengingatkannya pada janji yang dia ucapkan sewaktu kecil.
Sementara itu, kesenjangan antara Bumi dan Elysium membuat warga Bumi melakukan segala cara untuk pindah ke sana.
Namun Menteri Pertahanan Elysium, Delacourt (Jodie Foster), memastikan dengan segala cara agar Elysium tidak "terkontaminasi" warga Bumi.
Suatu waktu Max hanya punya satu pilihan untuk bertahan hidup, pergi Elysium. Demi itu dia rela menjalankan misi yang ternyata lebih besar dari bayangannya.
Sutradara Neill Blomkamp secara ekstrim menggambarkan kondisi Bumi sekarang dalam film sepanjang 109 menit itu.
Blomkamp, yang sebelumnya menggarap film "District 9", menunjukkan dunia dengan kehidupan glamor dan melarat di negara kaya dan miskin.
Saat orang-orang mapan dapat menikmati kehidupan nyaman dari balik jendela mobil berpendingin udara, atau rumah mewah yang melindunginya dari sengatan matahari, orang-orang yang dibalut kemiskinan harus rela menghirup udara kotor berpolusi.
Orang-orang kaya punya akses mudah ke pelayanan kesehatan, sementara yang tidak beruntung hanya bisa menunggu ajal karena tiada biaya untuk berobat.
"Ini bukanlah fiksi ilmiah. Ini adalah sekarang. Perbedaan antara kaya dan miskin semakin ekstrim dari hari ke hari," kata sutradara berusia 33 tahun itu kepada BBC pada 12 Agustus lalu.
Dalam sebuah wawancara, aktor Meksiko Diego Luna yang berperan sebagai Julio, sahabat Max, juga mengatakan bahwa Elysium adalah fenomena yang terjadi saat ini.
"Saya percaya Elysium ada di setiap kota di seluruh penjuru dunia," katanya dalam Fox News Latino (8/8).
Masa depan suram Bumi di "Elysium"
Oleh Nanien Yuniar
14 Agustus 2013 11:00 WIB
Film "Elysium" (2013), yang dibintangi oleh Matt Damon, Jodie Foster, Sharlto Copley dan Alice Braga, akan tayang di Indonesia mulai 21 Agustus 2013. (TriStar Pictures)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013
Tags: