Jakarta (ANTARA News) - Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta menguat sebesar 10 poin Rabu pagi terhadap dolar AS menjadi Rp10.290, seiring dengan intervensi Bank Indonesia (BI), dibanding sebelumnya Rp10.300 per dolar AS.
"Rupiah bergerak menguat diperkirakan Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi di pasar uang domestik," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Rabu.
Meski demikian, lanjut dia, penguatan nilai tukar rupiah dapat tertahan oleh langkah pelaku pasar uang yang kembali banyak mentransaksikan dolar AS di tengah kenaikan penjualan ritel dan ekspor-impor di AS.
"Faktor eksternal belum membawa sentimen positif bagi rupiah, seperti rencana pemerintah AS yang ingin menghentikan stimulus keuangannya seiring adanya penurunan tingkat pengangguran dan peningkatan penjualan ritel serta ekspor-impor AS," katanya.
DI sisi lain, kata Reza, adanya pemberitaan bahwa Bank Indonesia (BI) pernah memproyeksikan potensi peningkatan defisit di neraca perdagangan Indonesia pada kuartal dua 2013 juga dapat menekan laju nilai rupiah.
Sementara itu, Pengamat pasar uang dari Bank Himpunan Saudara, Ruly Nova mengatakan pergerakan nilai tukar rupiah cenderung mendatar pada pekan ini seiring dengan pelaku pasar uang yang sedang menanti kebijakan BI rate.
Menurut dia, jika BI rate kembali dinaikan maka diperkirakan dapat mendorong nilai tukar domestik kembali menguat terhadap dolar AS dikarenakan kondisi itu bisa meningkatkan imbal hasil (yield) di pasar obligasi.
"Saat ini besaran `yield` sekitar 7,2-7,3 persen, sementara inflasi di kisaran delapan persen, investor mengharapkan `yield` di atas besaran inflasi," kata dia.
Rupiah menguat 10 poin pada Rabu pagi
14 Agustus 2013 10:24 WIB
Uang kertas rupiah. (FOTO ANTARA/Eric Ireng)
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013
Tags: