Mahasiswa Indonesia di Al-Azhar, Kairo, Mesir Syadila Rizqy Al-Anhar memantik diskusi dengan menyoroti hilangnya penghayatan terhadap nilai-nilai demokrasi dari para elite politik saat ini demi hasrat kekuasaannya.
“Mobilisasi aparat negara untuk mendukung salah satu pasangan calon mempertontonkan perayaan demokrasi tanpa etika dan moralitas. Lalu aksi pengeroyokan oknum TNI di Boyolali terhadap relawan Ganjar-Mahfud, sungguh mencoreng wajah demokrasi kita, “ kata Syadil yang juga Wakil Ketua Tim Pemenangan Luar Negeri Ganjar-Mahfud (Timur-Tengah Afrika), dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.
Padahal lanjut Syadil, setiap kita semestinya bertanggungjawab untuk memastikan demokrasi bangsa ini terus berjalan di atas nilai-nilai luhur keadaban bangsa.
Karena itu, Syadil bersama diaspora muda di Timur-Tengah Afrika yang tergabung ke dalam Ganjaruna (Pendukung Ganjar di Timur Tengah dan Afrika) berkomitmen menggalang sebuah gerakan moral dan praktis menghambat laju maraknya perilaku politik yang tidak sejalan dengan warisan nilai dan budaya bangsa
“Jangan sampai, kita menghalalkan segala cara demi menuruti hasrat kekuasaan. Masyarakat butuh teladan tentang bagaimana semestinya kita merayakan demokrasi, “ tegas Syadil yang juga aktivis NU Mesir.
Adapun yang terpenting, kata Syadil, adalah apa yang sering disampaikan calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo bahwa pemilu nanti bukanlah perihal menang atau kalah, melainkan konsistensi seluruh anak bangsa dalam menghormati dan menghayati nilai-nilai kebangsaan.
KPU RI telah menetapkan peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024, yakni pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md. nomor urut 3.
Baca juga: Ganjar-Mahfud hadiri Forum Betawi Rempung di hari ke-40 kampanye
Baca juga: Andi Widjajanto: Ganjar bakal sampaikan program baru di debat ketiga