Analis rekomendasikan tiga sektor saham di kuartal I-2024
5 Januari 2024 15:03 WIB
Karyawan melihat layar pergerakan perdagangan saham saat pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2024 di Jakarta, Selasa (2/1/2024). Pada perdagangan perdana di tahun 2024 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka mengalami penurunan sebesar 0,14 persen atau 5,4 poin ke level 7.266. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/aww.
Jakarta (ANTARA) - Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta merekomendasikan tiga sektor saham untuk dikoleksi pelaku pasar di tengah optimisme The Fed akan dovish pivot pada kuartal I-2024.
Ia mengatakan sektor infrastruktur masih akan memimpin, diikuti sektor keuangan dan sektor teknologi yang mulai membaik, yang mana berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
“Kalau infrastruktur berkaitan dengan kepastian dari ketiga calon presiden (capres) untuk meneruskan program infrastruktur nasional,” ujar Nafan saat dihubungi oleh ANTARA di Jakarta, Jumat.
Ia melanjutkan, pelaku pasar juga bisa Buy on Weakness (BoW) atau aksi beli saat harga saham turun pada kuartal I-2024, diantaranya pada saham sektor kesehatan, sektor barang konsumen primer, sektor barang konsumen non primer, sektor transportasi & logistik, serta sektor industri.
Baca juga: IHSG berpeluang melemah seiring pasar ‘wait and see’ debat capres
“Ini (weakness) bisa digunakan untuk mostly trading,” ujar Nafan.
Dari mancanegara, Ia menjelaskan optimisme pelaku pasar terhadap implementasi dovish pivot bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed pada Maret 2024 akan memberikan sentimen positif ke pasar.
“Sejauh mana sentimen optimisme pelaksanaan pivot policy yang dilaksanakan central bank itu bisa kuat, itu yang paling krusial, yang paling esensial,” ujar Nafan.
Selain itu, lanjutnya, sentimen lain dari mancanegara diantaranya tensi politik di beberapa negara yang akan melangsungkan politik elektoral berupa Pemilihan Umum (Pemilu).
Dari dalam negeri, Ia menyebut sentimen akan datang dari laporan keuangan emiten akhir 2023 yang dirilis pada kuartal I-2024, yang mana akan mempengaruhi pergerakan pasar saham domestik.
“(Selain itu), Pemilu akan membuat pasar kita bisa melalui fluktuasi, biasanya investor cenderung menunggu,” ujar Nafan.
Namun demikian, Ia memastikan bahwa perekonomian dalam negeri masih relatif stabil, dimana inflasi masih sesuai target Bank Indonesia (BI), Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur masih ekspansif, serta neraca perdagangan yang masih mencatatkan surplus terus menerus.
Baca juga: IHSG Jumat dibuka menguat 12,28 poin
Ia mengatakan sektor infrastruktur masih akan memimpin, diikuti sektor keuangan dan sektor teknologi yang mulai membaik, yang mana berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
“Kalau infrastruktur berkaitan dengan kepastian dari ketiga calon presiden (capres) untuk meneruskan program infrastruktur nasional,” ujar Nafan saat dihubungi oleh ANTARA di Jakarta, Jumat.
Ia melanjutkan, pelaku pasar juga bisa Buy on Weakness (BoW) atau aksi beli saat harga saham turun pada kuartal I-2024, diantaranya pada saham sektor kesehatan, sektor barang konsumen primer, sektor barang konsumen non primer, sektor transportasi & logistik, serta sektor industri.
Baca juga: IHSG berpeluang melemah seiring pasar ‘wait and see’ debat capres
“Ini (weakness) bisa digunakan untuk mostly trading,” ujar Nafan.
Dari mancanegara, Ia menjelaskan optimisme pelaku pasar terhadap implementasi dovish pivot bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed pada Maret 2024 akan memberikan sentimen positif ke pasar.
“Sejauh mana sentimen optimisme pelaksanaan pivot policy yang dilaksanakan central bank itu bisa kuat, itu yang paling krusial, yang paling esensial,” ujar Nafan.
Selain itu, lanjutnya, sentimen lain dari mancanegara diantaranya tensi politik di beberapa negara yang akan melangsungkan politik elektoral berupa Pemilihan Umum (Pemilu).
Dari dalam negeri, Ia menyebut sentimen akan datang dari laporan keuangan emiten akhir 2023 yang dirilis pada kuartal I-2024, yang mana akan mempengaruhi pergerakan pasar saham domestik.
“(Selain itu), Pemilu akan membuat pasar kita bisa melalui fluktuasi, biasanya investor cenderung menunggu,” ujar Nafan.
Namun demikian, Ia memastikan bahwa perekonomian dalam negeri masih relatif stabil, dimana inflasi masih sesuai target Bank Indonesia (BI), Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur masih ekspansif, serta neraca perdagangan yang masih mencatatkan surplus terus menerus.
Baca juga: IHSG Jumat dibuka menguat 12,28 poin
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2024
Tags: