Wamenhub: puncak arus mudik 2013 tidak ekstrem
10 Agustus 2013 23:44 WIB
Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono (kiri), berbincang dengan pengemudi truk yang mengangkut motor pemudik di Pool PPD, Jakarta Timur, Jumat (2/8). Sebanyak 1070 kendaraan sepeda motor diangkut menggunakan truk untuk diantar ke alamat pemudik masing-masing. Pengiriman sepeda motor pemudik tersebut bertujuan untuk mengurangi resiko kecelakaan dalam perjalanan pemudik. (ANTARAFOTO/Ujang Zaelani)
Surabaya (ANTARA News) - Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono menilai puncak arus mudik dalam rangka Hari Lebaran 2013 tidak terlalu ekstrem, khususnya untuk kondisi lalu lintas di Pulau Jawa.
"Kondisi lalu lintas kendaraan pemudik tidak terlalu ekstrem seperti tahun lalu di tingkat kepadatannya," ujarnya kepada wartawan di sela inspeki mendadak memantau situasi arus balik di Stasiun Gubeng Surabaya, Jumat malam.
Ia menjelaskan, tahun lalu tingkat kapasitas lalu lintasnya berkisar 5-6 kali lipat dari hari biasa. Namun, kali ini hanya 3-4 kali lipat.
Menurut Bambang, ada beberapa faktor yang menyebabkannya, antara lain masa liburan cukup lama menjelang Hari Raya Idul Fitri, sehingga masyarakat bisa memiliki banyak waktu untuk berangkat mudik.
Faktor kedua, lanjut dia, pembayaran tunjangan hari raya (THR) oleh perusahaan ke karyawannya sejak awal, membuat masyarakat tidak sedikit yang berangkat lebih awal untuk menghindari kepadatan mendekati hari H.
"Faktor yang tidak kalah pentingnya yakni pemanfaatan media sosial dan teknologi informasi oleh pemudik. Melalui akun twitter, facebook, media on-line, radio, televisi dan sejumlah perangkat lainnya, pemudik bisa mengetahui kondisi terkini, sehingga memiliki alternatif," katanya.
Bambang Susantono juga mengungkapkan, dari data posko terpadu sesuai catatan Kementerian Perhubungan, arus mudik hingga menjelang arus balik tahun ini relatif lebih lancar, meski ada kemacetan di titik-titik klasik yang sudah menjadi langganan penumpukan kendaraan.
Hanya saja, jumlah jam kepadatan lebih membaik tahun ini, yakni sekitar 12-15 jam. Jika dibandingkan 2012, tingkat kepadatannya bisa mencapai 15-20 jam.
Tidak ekstremnya puncak arus mudik berpengaruh terhadap situasi lalu lintas dan perjalanan di Pulau Jawa. Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) periode 2004-2010 tersebut menyatakan, tahun lalu yang melintasi jalur utara (Pantura) mencapai 60 persen, jalur selatan 30 persen dan sisanya jalur tengah.
"Sedangkan, tahun ini lebih merata karena yang melintasi jalur utara 50 persen dan 40 persen jalur selatan. Kemudian, 10 persen lainnya melalui jalur tengah," kata Bambang.
Sementara itu, pihaknya saat ini mengaku tengah fokus menghadapi puncak arus balik yang diprediksi mengalami puncaknya pada Minggu (11/8). Hal ini, kata dia, karena pada Senin (12/8), sudah banyak pegawai yang kembali ke kantor atau perusahaannya bekerja. (FQH)
"Kondisi lalu lintas kendaraan pemudik tidak terlalu ekstrem seperti tahun lalu di tingkat kepadatannya," ujarnya kepada wartawan di sela inspeki mendadak memantau situasi arus balik di Stasiun Gubeng Surabaya, Jumat malam.
Ia menjelaskan, tahun lalu tingkat kapasitas lalu lintasnya berkisar 5-6 kali lipat dari hari biasa. Namun, kali ini hanya 3-4 kali lipat.
Menurut Bambang, ada beberapa faktor yang menyebabkannya, antara lain masa liburan cukup lama menjelang Hari Raya Idul Fitri, sehingga masyarakat bisa memiliki banyak waktu untuk berangkat mudik.
Faktor kedua, lanjut dia, pembayaran tunjangan hari raya (THR) oleh perusahaan ke karyawannya sejak awal, membuat masyarakat tidak sedikit yang berangkat lebih awal untuk menghindari kepadatan mendekati hari H.
"Faktor yang tidak kalah pentingnya yakni pemanfaatan media sosial dan teknologi informasi oleh pemudik. Melalui akun twitter, facebook, media on-line, radio, televisi dan sejumlah perangkat lainnya, pemudik bisa mengetahui kondisi terkini, sehingga memiliki alternatif," katanya.
Bambang Susantono juga mengungkapkan, dari data posko terpadu sesuai catatan Kementerian Perhubungan, arus mudik hingga menjelang arus balik tahun ini relatif lebih lancar, meski ada kemacetan di titik-titik klasik yang sudah menjadi langganan penumpukan kendaraan.
Hanya saja, jumlah jam kepadatan lebih membaik tahun ini, yakni sekitar 12-15 jam. Jika dibandingkan 2012, tingkat kepadatannya bisa mencapai 15-20 jam.
Tidak ekstremnya puncak arus mudik berpengaruh terhadap situasi lalu lintas dan perjalanan di Pulau Jawa. Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) periode 2004-2010 tersebut menyatakan, tahun lalu yang melintasi jalur utara (Pantura) mencapai 60 persen, jalur selatan 30 persen dan sisanya jalur tengah.
"Sedangkan, tahun ini lebih merata karena yang melintasi jalur utara 50 persen dan 40 persen jalur selatan. Kemudian, 10 persen lainnya melalui jalur tengah," kata Bambang.
Sementara itu, pihaknya saat ini mengaku tengah fokus menghadapi puncak arus balik yang diprediksi mengalami puncaknya pada Minggu (11/8). Hal ini, kata dia, karena pada Senin (12/8), sudah banyak pegawai yang kembali ke kantor atau perusahaannya bekerja. (FQH)
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013
Tags: