"Sejarah gemoy ini menjadi sangat relevan, karena berangkat dari bawah. Jadi, berangkat dari bawah, dari sebuah akun TikTok, di mana menampilkan Pak Prabowo joget-joget," kata Dede dalam acara peluncuran buku "Politik Gemoy: Keberpihakan Pemuda kepada Prabowo-Gibran" di Menteng, Jakarta Pusat, Jakarta, Kamis.
Dede melanjutkan akun media sosial tersebut membubuhkan keterangan "Prabowo Gemoy" pada video yang diunggah. Dampaknya, video tersebut diunggah ulang di beberapa akun media sosial sehingga menjadi viral.
Dede menambahkan Prabowo awalnya tidak tahu apa arti dari gemoy. Namun, lanjutnya, lahirnya istilah gemoy merupakan bentuk awal keberpihakan anak muda pada dunia politik.
"Jadi, ini bukan sesuatu yang lahir dari kami dan (tidak) kami paksakan kepada anak muda. Ini organik dari masyarakat," jelasnya.
Baca juga: Relawan siapkan lagu "Kamu Gemoy" untuk Prabowo-Gibran
Dede melanjutkan istilah gemoy pada akhirnya memiliki arti tersendiri bagi jajaran TKN Prabowo-Gibran, yakni rekonsiliasi, keberlanjutan, dan Astacita.
"Rekonsiliasi menandakan politik ruang gembira yang tidak menghadirkan sekat perkubuan antar kubu politik. Selanjutnya, gemoy berkelanjutan adalah wujud partisipasi politik anak muda. Ini ada perpindahan tongkat estafet kepemimpinan antargenerasi," tambah politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tersebut.
Terakhir ialah Astacita, yakni program yang ditawarkan Prabowo-Gibran berkaitan dengan memajukan sumber daya manusia (SDM) demi masa depan bangsa.
Dengan semangat "Politik Gemoy", Dede berharap kalangan anak muda mau menaruh dukungannya bagi pasangan calon Prabowo-Gibran demi kemajuan bangsa Indonesia.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menerima pendaftaran tiga bakal pasangan capres-cawapres, yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Masa kampanye pemilu ditetapkan mulai tanggal 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, sementara pemungutan suara dijadwalkan pada tanggal 14 Februari 2024.