Waspada banjir susulan, BPBD: 1.697 KK terdampak banjir di Dharmasraya
4 Januari 2024 15:06 WIB
BPBD Dharmasraya mengevakuasi warga yang terdampak banjir di Kecamatan Timpeh, Jumat (10/3). (Antara/HO-BPBD Dharmasraya)
Jakarta (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat (Sumbar), terus berkoordinasi lintas sektor dan siagakan sumber daya untuk menangani banjir yang masih menggenangi beberapa wilayah sejak hujan lebat yang terjadi pada 30 Desember 2023.
Kepala Pelaksana BPBD Dharmasraya, Eldison, pada keterangan tertulis di Jakarta, Kamis, menyampaikan pihaknya bersama pemerintah kabupaten (pemkab), dinas terkait, TNI, Polri dan Palang Merah Indonesia (PMI), terus memantau situasi di lapangan.
"Kami bersama TNI, Polri, PMI, dan unsur terkait lain terus bersiaga di lapangan," ujar Eldison.
Ia menyebutkan warga hingga kini masih mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. Namun pihaknya menegaskan tidak ada pos pengungsian akibat peristiwa ini.
BPBD, kata dia, masih mendata jumlah keluarga terdampak banjir di sejumlah kecamatan dan berdasarkan data sementara tercatat ada 1.697 KK yang terdampak.
Baca juga: BPBD pastikan evakuasi korban banjir Dharmasraya tetap berjalan
Menyikapi potensi bahaya hidrometeorologi basah seperti banjir dan tanah longsor, lanjutnya, BPBD berkoordinasi dengan aparat kecamatan dan desa agar mengimbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi banjir susulan akibat cuaca ekstrem.
BPBD juga berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk mendapatkan data dan informasi cuaca yang terus dimutakhirkan.
"Kami sudah melakukan imbauan. Demikian juga sudah ada surat edaran bupati terkait cuaca ekstrem ini, agar masyarakat khususnya yang bermukim di dekat sungai lebih waspada lagi terhadap bahaya banjir," ucap Eldison.
Sejumlah delapan kecamatan terdampak sejak banjir terjadi pada akhir tahun 2023 itu antara lain Kecamatan Koto Besar, Koto Baru, IX Koto, Pulau Punjung, Sitiung, Asam Jujuhan, Koto Salak, dan Timpeh.
Baca juga: BPBD Dharmasraya: 1.896 jiwa terdampak banjir
Banjir berdampak pada lebih dari 1.600 rumah warga. Selain pemukiman, BPBD setempat juga mencatat fasilitas umum terdampak, seperti satuan pendidikan sembilan unit, tempat ibadah 43 unit, dan jembatan satu unit.
Sebelumnya Bupati Dharmasraya juga telah menetapkan status siaga darurat bencana banjir dan longsor, yang tertuang pada Surat Keputusan Nomor: 188.45/341/KPTS-BUP/2023 tentang status siaga darurat bencana yang ditetapkan selama 14 hari terhitung mulai 30 Desember 2023 hingga 12 Januari 2024.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau BPBD dan warga Dharmasraya untuk tetap waspada dan siaga dalam menghadapi bahaya banjir, karena BPBD setempat telah memonitor adanya potensi cuaca hujan dengan intensitas ringan hingga lebat pada esok hari, Jumat (5/1).
Baca juga: Muhammadiyah Dharmasraya salurkan bantuan untuk korban banjir Timpeh
Kepala Pelaksana BPBD Dharmasraya, Eldison, pada keterangan tertulis di Jakarta, Kamis, menyampaikan pihaknya bersama pemerintah kabupaten (pemkab), dinas terkait, TNI, Polri dan Palang Merah Indonesia (PMI), terus memantau situasi di lapangan.
"Kami bersama TNI, Polri, PMI, dan unsur terkait lain terus bersiaga di lapangan," ujar Eldison.
Ia menyebutkan warga hingga kini masih mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. Namun pihaknya menegaskan tidak ada pos pengungsian akibat peristiwa ini.
BPBD, kata dia, masih mendata jumlah keluarga terdampak banjir di sejumlah kecamatan dan berdasarkan data sementara tercatat ada 1.697 KK yang terdampak.
Baca juga: BPBD pastikan evakuasi korban banjir Dharmasraya tetap berjalan
Menyikapi potensi bahaya hidrometeorologi basah seperti banjir dan tanah longsor, lanjutnya, BPBD berkoordinasi dengan aparat kecamatan dan desa agar mengimbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi banjir susulan akibat cuaca ekstrem.
BPBD juga berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk mendapatkan data dan informasi cuaca yang terus dimutakhirkan.
"Kami sudah melakukan imbauan. Demikian juga sudah ada surat edaran bupati terkait cuaca ekstrem ini, agar masyarakat khususnya yang bermukim di dekat sungai lebih waspada lagi terhadap bahaya banjir," ucap Eldison.
Sejumlah delapan kecamatan terdampak sejak banjir terjadi pada akhir tahun 2023 itu antara lain Kecamatan Koto Besar, Koto Baru, IX Koto, Pulau Punjung, Sitiung, Asam Jujuhan, Koto Salak, dan Timpeh.
Baca juga: BPBD Dharmasraya: 1.896 jiwa terdampak banjir
Banjir berdampak pada lebih dari 1.600 rumah warga. Selain pemukiman, BPBD setempat juga mencatat fasilitas umum terdampak, seperti satuan pendidikan sembilan unit, tempat ibadah 43 unit, dan jembatan satu unit.
Sebelumnya Bupati Dharmasraya juga telah menetapkan status siaga darurat bencana banjir dan longsor, yang tertuang pada Surat Keputusan Nomor: 188.45/341/KPTS-BUP/2023 tentang status siaga darurat bencana yang ditetapkan selama 14 hari terhitung mulai 30 Desember 2023 hingga 12 Januari 2024.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau BPBD dan warga Dharmasraya untuk tetap waspada dan siaga dalam menghadapi bahaya banjir, karena BPBD setempat telah memonitor adanya potensi cuaca hujan dengan intensitas ringan hingga lebat pada esok hari, Jumat (5/1).
Baca juga: Muhammadiyah Dharmasraya salurkan bantuan untuk korban banjir Timpeh
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024
Tags: