tokyo (ANTARA) - Lima dari enam awak pesawat Penjaga Pantai Jepang yang bertabrakan dengan pesawat penumpang di Bandara Haneda Tokyo pada hari Selasa dipastikan tewas, sementara kapten yang berhasil melarikan diri sebelumnya terluka parah, lapor lembaga penyiaran publik NHK.
Juru bicara Penjaga Pantai Yoshinori Yanagishima sebelumnya mengkonfirmasi tabrakan antara pesawat Japan Airlines dan penerbangan MA-722, Bombardier Dash-8, yang menyebabkan kedua pesawat terbakar.
Pesawat milik Penjaga Pantai tersebut sedang meluncur di landasan pacu untuk mengangkut barang-barang bantuan bagi daerah-daerah terdampak gempa di Prefektur Niigata pascaserangkaian gempa bermagnitudo hingga 7,6 yang mengguncang Jepang tengah pada Senin (1/1) sore waktu setempat, menurut jubir itu.
Sementara itu, seluruh 367 penumpang dan 12 awak pesawat yang berada di dalam pesawat Japan Airlines berhasil keluar dari pesawat yang terbakar tanpa mengalami cedera yang mengancam jiwa setelah bertabrakan dengan pesawat Penjaga Pantai yang berukuran lebih kecil sekitar pukul 17.50 waktu setempat, menurut laporan NHK.
NHK mengatakan bahwa pesawat penumpang tersebut adalah pesawat Japan Airlines bernomor penerbangan 516, sebuah pesawat Airbus A-350 yang terbang dari Bandara New Chitose di Prefektur Hokkaido menuju Bandara Haneda di Tokyo.
Rekaman NHK menunjukkan semburan api yang besar meletus dari sisi pesawat Japan Airlines saat meluncur di landasan pacu. Bagian di sekitar sayap pesawat kemudian terbakar. Rekaman satu jam kemudian menunjukkan kobaran api melahap pesawat tersebut.
Menurut Kementerian Perhubungan Jepang, Bandar Udara Haneda telah menutup semua landasan pacu akibat insiden tabrakan pesawat itu.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida pada Selasa menginstruksikan para menteri terkait untuk menyelidiki insiden tersebut.
Lima Penjaga Pantai Jepang tewas dalam tabrakan pesawat di Haneda
3 Januari 2024 13:25 WIB
Pesawat Japan Airlines terbakar di Bandara Haneda di Tokyo, Jepang (2/1/2024). ANTARA/Xinhua/Hu Xiaoge/aa.
Pewarta: Xinhua
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2024
Tags: